Riwayat Fungsi Benteng Pendem Kota Cilacap dari Masa ke Masa

By Ratu Haiu Dianee, Minggu, 30 Januari 2022 | 09:00 WIB
Benteng Pendem Cilacap (dangdude03)

Nationalgeographic.co.id - Pada setiap sejarah, tentunya bangunan-bangunan peninggalan masa itu memiliki suatu peristiwa. Di mana peristiwa-peristiwa tersebut tidak akan pernah dilupakan, karena rasa penghormatan kepada para pejuang atas peristiwa kemerdekaan Indonesia.

Benteng Pendem atau pada masa itu adalah benteng Kusbatterij op de Lantong te Tjilacap, merupakan benteng pertahanan milik pemerintah Hindia Belanda. Benteng Pendem terletak di tepi pantai Cilacap, Jawa Tengah.   

Sebelum benteng ini dibangun, pada waktu itu sebuah kapal Inggris Royal George pernah singgah di Pulau Nusakambangan hanya untuk mengambil air, hal ini membuat Belanda khawatir jika sewaktu-waktu ada serangan musuh. Maka dari itu, pemerintah Hindia Belanda membangun markas di tepi pantai Cilacap.

Selain itu juga, untuk menangkal pihak-pihak lain yang berusaha menguasai kota Cilacap, Benteng Pendem dibangun karena menurut pemerintah Hindia Belanda, kota Cilacap memiliki letak geografis yang strategis dan cocok untuk dijadikan kota pelabuhan. Di mana menjadi sebuah kota pelabuhan sebagai pintu gerbang jalur perekonomian dari wilayah Banyumas ke Kerajaan Belanda.

Masyarakat Jawa menyebut Benteng Kusbatterij op de Lantong te Tjilacap dengan sebutan benteng “pendem” karena letak benteng yang terpendam atau tertimbun dengan tanah. Benteng Pendem dibangun pada tahun 1861 dan selasai tahun 1879 dengan luas wilayah 10,5 ha.  

Baca Juga: 1.300 Tahun yang Lalu Pangandaran dan Cilacap Sempat Dilanda Tsunami

Adhiningtyas Putu Widharta, Emy Wuryani, dan Tri Widiarto melakukan penelitian sejarah mengenai “Peralihan Fungsi Benteng Pendem Cilacap Dari Masa Ke Masa” yang dipublish pada Cakrawala: Jurnal Pendidikan

Menurut tim peneliti, pada pembangunan Benteng Pendem ini menggunakan batu merah dari gunung berapi, batu kapur, dan tetap menggunakan semen serta pasir yang dicuci dahulu, ini bertujuan agar bangunan benteng dapat berdiri kokoh.

“Menurut Pemkab. Cilacap Benteng Pendem 1861-1879, batu yang digunakan ada 6 jenis ukuran, mulai dari yang kecil hingga besar. Teknik pembuatan Benteng Pendem sangat unik yaitu ketika seluruh bangunan ini jadi, kemudian bangunan tersebut ditimbun dengan tanah setebal 3,5 meter. Hal ini ditujukan agar musuh yang datang tidak mengira, bahwa di Cilacap terdapat sebuah benteng yang kokoh untuk pertahanan,” jelas Adhiningtyas pada penelitiannya.

Ruang-Ruang pada Benteng Pendem

Tim peneliti menjelaskan bahwa terdapat lebih dari 60 ruangan pada Benteng Pendem, seperti baraka atau ruang istirahat, markas, terowongan, ruang rapat, gudang senjata, benteng pengintai yang letaknya berada di atas benteng, benteng pertahanan, ruang perwira, penjara, ruang mesiu, 13 tempat meriam, ruang logistik, dan masih banyak lagi.

Pada sekeliling benteng juga terdapat parit dengan kedalaman 3 meter dan lebar 18 meter yang berfungsi untuk patroli air oleh pemerintah Hindia Belanda dengan menggunakan perahu dan juga sebagai pembuangan air dari terowongan.

Selain itu, bagian dalam benteng terdapat 10 sumur sebagai mata air di dalam benteng. Bagian atas benteng terdapat 13 pucuk meriam, 8 pucuk menghadap ke Samudra Hindia, sedangkan 5 pucuk yang lain menghadap ke selat Nusakambangan.

“Menurut Pemkab Cilacap Benteng Pendem 1861-1879, di dalam terowongan juga terdapat 6 pucuk meriam yang dapat digunakan saat darurat.

Riwayat Fungsi Benteng Pendem Setelah Belanda

Setelah Jepang menyerang pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii, yang menyebabkan Perang Dunia ke II di kawasan Asia Pasifik tanggal 8 Desember 1941, Jendral Imamura panglima tentara Jepang ke-16 mendarat di pantai barat laut Jawa pada tanggal 28 Februari 1942 malam. Dalam pidato Jendral Imamura dikatakan bahwa Hindia Belanda sudah tidak ada lagi.

Letnan Jenderal H. Ter Poorten sebagai Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda, atas nama Angkatan Perang Serikat di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang tanggal 8 Maret 1942, kemudian Jepang mengambil alih seluruh wilayah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda di Indonesia.

Jepang memperkuat militer mereka dengan menduduki Benteng Pendem kota Cilacap dan menggunakannya sebagai markas pertahanan Tentara Jepang. Jepang menduduki Benteng Pendem dalam keadaan sudah tidak berpenghuni, sehingga tidak ada serah terima penyerahan Benteng Pendem.

Baca Juga: Para Kolektor Telusuri Puing Pertempuran Asia Pasifik di Rimbanya Biak

“Selama Jepang menduduki Benteng Pendem, Jepang membangun sarana berupa bunker yang terletak di bagian atas benteng, dengan menggunakan system konstruksi dari beton dan kerangka besi yang berjumlah 4 buah,” tulis Adhiningtyas pada jurnalnya.

Benteng Pendem tidak mengalami perubahan yang signifikan selama Jepang mengambil alih dan menggunakannya.

“Fungsinya adalah sebagai tempat berlindung, bersembunyi, dan menyelamatkan diri dari serangan musuh,” tambah Adhiningtyas.

Benteng Pendem pada Masa Sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia

Saat kejadian yang menimpa kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pun menyerah tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus 1945, dan setelah itu Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya.

Karena kekalahannya, Jepang harus menyerahkan senjatanya kepada Tentara Sekutu dan harus membebaskan tawanan perang Sekutu yang mereka tahan.

“Pasca kemerdekaan, Tentara Sekutu berhasil menduduki Indonesia dan menjadikan Benteng Pendem Cilacap sebagai markas pertahanan Tentara Sekutu sampai tahun 1949, tepatnya tanggal 27 Desember 1949 ketika Belanda melakukan penyerahan kedaulatan mengakui kemerdekaan Indonesia,” tulis Adhiningtyas pada penelitiannya.

Tahun 1950 setelah Kemerdekaan Indonesia, Benteng Pendem tidak difungsikan sama sekali selama 2 tahun. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1952 Tentara Nasional Indonesia (TNI) Banteng Loreng atau Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kesatuan Jawa Tengah mengambil alih Benteng Pendem dan menjadikan tempat berlatih pertempuran dan pendaratan laut sampai tahun 1965.

Pada penelitian ini, Monumen Peluru didirikan di gerbang utama Benteng Pendem oleh RPKAD atau sekarang adalah KOPASUS (Komando Pasukan Khusus) untuk memberi tanda bahwa RPKAD pernah menggunakan Benteng Pendem sebagai markas mereka.

Baca Juga: Tentara Rakyat Mataram dan Perang Revolusi Pasca Kemerdekaan

Benteng Pendem merupakan sumber kebanggaan masyarakat Cilacap dan eksistensinya merupakan suatu bukti jika Cilacap merupakan wilayah yang sudah diperhitungkan keberadaannya sejak masa lalu.

Pemugaran yang dilakukan oleh CV. Wardoyo dan pemerintah Kabupaten Cilacap pada benteng ini berlangsung dalam beberapa bulan saja. Pemugaran ini dilakukan untuk menjadikan Benteng Pendem sebagai objek wisata, selain itu agar lebih terawat dan dapat dinikmati banyak orang dari masa ke masa.

Hingga kini, Benteng Pendem menjadi tempat pariwisata yang dikunjungi para wisatawan, baik dari domestik maupun mancanegara. Selain menjadi situs cagar budaya, Benteng Pendem juga memberi dampak perekonomian bagi warga setempat untuk menjual berbagai macam cendera mata.

“Di sekitar area benteng terdapat lebih dari 50 ekor rusa yang dibiarkan begitu saja di dalam area benteng, rusa-rusa ini didatangkan dari Teluk Penyu yang awalnya  hanya  berjumlah  5  ekor,” tambah Adhiningtyas di jurnalnya.

Benteng Pendem Cilacap ini sangat cocok untuk dijadikan wisata sejarah, karena selain menyimpan banyak histori, benteng ini juga memiliki banyak ruangan yang dapat ditelusuri.