Malapetaka Perubahan Iklim, Maladewa Perlahan Ditelan oleh Laut

By Sysilia Tanhati, Jumat, 28 Januari 2022 | 10:00 WIB
Penduduk Maladewa berpegang teguh pada kefanaan. Teori bahwa pulau akan bertahan selamanya ini melawan alam. (Matheen Faiz/Unsplash)

Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim pada Pasokan Produksi Budidaya Makanan Laut

Migrasi antar pulau sudah lama terjadi. Ini dilakukan untuk mencari peluang, mencari ikan yang lebih baik, berdagang, dan tempat tinggal baru. Pulau-pulau ditinggalkan ketika sudah tidak layak untuk dihuni dan pulau pengganti ditemukan.

”Berlayar dari satu pulau ke pulau lain adalah cara hidup orang Maladewa, dan telah berlangsung selama berabad-abad,” tulis sejarawan Naseema Mohamed. Ia menggambarkan gaya hidup pelaut yang senantiasa “selaras dengan laut.”

Anehnya, untuk sebuah negara yang nyaris tenggelam, kenaikan permukaan laut adalah topik yang sangat langka dalam percakapan sehari-hari. Maladewa menyerahkan itu kepada para politisi atau aktivis.

Ini karena penduduk Maladewa berpegang teguh pada kefanaan. “Anda harus memahami hubungan kami dengan laut. Kami hidup berdampingan dengan laut dan makhluknya, bahaya dan kecemasannya,” kata Saeedh.

Kepercayaan inilah yang menjelaskan bagaimana Maladewa dapat hidup dengan ancaman kenaikan permukaan laut yang bisa menyebabkan mereka tenggelam. Gagasan bahwa sebuah pulau akan bertahan selamanya ini bertentangan dengan alam. Pada akhirnya, tidak ada yang kekal.

Baca Juga: Akibat Perubahan Iklim nan Ekstrem, Struktur Atmosfer Bumi Berubah