Nationalgeographic.co.id—Tidak sedikit ilmuwan yang mengatakan bila evolusi serigala menjadi anjing terjadi saat manusia menjinakkan mereka. Penjinakkan itu terjadi sekitar 15.000 tahun yang lalu atau selama periode glasial terakhir menurut berbagai laporan ilmiah, seperti yang pernah dikabarkan oleh National Geographic Indonesia Juli 2021.
Namun, makalah terbaru justru mengatakan anjing berukuran kecil seperti Pomeranian dan Chihuahua telah berevolusi jauh sebelum penjinakkan. Diperkirakan mutasi genetik yang mengantarkan evolusi ini dapat ditelusuri hingga ke serigala yang hidup lebih dari 50.000 tahun silam.
Makalah itu diterbitkan di jurnal Current Biology, Kamis (27/01/2022), berjudul Natural and human-driven selection of a single non-coding body size variant in ancient and modern canids.
Lewat pengamatan pada gen faktor yang menyerupai insulin (insulin-like growth factor 1 atau IGF1), terdapat mutasi genetik utama yang jadi penyebab atas mengecilnya dua ras anjing itu. Para peneliti menyebutnya sebagai mutasi "tidak biasa" pada DNA yang mengatur ekspresi gen itu. Pengamatan pada DNA ini sudah lama diabaikan oleh para ilmuwan untuk menelisik asal-usul anjing.
Para peneliti, lewat diskusinya, menemukan bahwa mutasi tersebut hadir pada DNA yang berusia 54.000 tahun dari fosil serigala Siberia (Canis lupus campestris), dan pada DNA setiap spesies canid yang ada saat ini, termasuk serigala, coyote, dan anjing pemburu Afrika.
Mutasi itu terletak di bagian DNA dekat fen IGF1 yang dapat mengatur ekspresinya. Pada waktunya akan berimbas pada ukuran tubuh anjing. Mereka menulis, ada dua alel potongan DNA atau versinya, yaitu memiliki basis sitosin ekstra (C) yang membuatnya jadi lebih kecil, dan satu lagi yang memiliki basis timin ekstra (T) yang membuatnya lebih besar.
Baca Juga: Kepintaran Anjing: Ternyata Mereka Bisa Membedakan Bahasa Manusia
Dari apa yang dilihat para peneliti, para anjing mewarisi dua alel gen dari masing-masing induk jantan dan betinanya. Dapat diartikan, tulis tim, anjing dapat memiliki dua versi alel kecil (CC), atau CT, atau alel besar (TT).
"Kami terkejut menemukan mutasi dan senang menemukan bahwa kedua varian [C dan T] hadir lebih dari 54.000 tahun yang lalu," kata Elaine Ostrander, ahli genetika di National Human Genome Research Institute, National Institutes of Health, dikutip dari LiveScience.
Ia melanjutkan, bahwa temuan ini membantu menyatukan apa yang selama ini diketahui tentang domestikasi anjing dan ukuran tubuhnya. "Seolah-olah alam telah menyimpannya di saku belakangnya selama puluhan ribu tahun sampai dibutuhkan [untuk bermutasi]," ujarnya di Eurekalert.
Masalahnya, gen IGF1 bukan satu-satunya gen yang dapat memengaruhi ukuran tubuh anjing, lanjut Ostrander. Ada 20 gen yang telah diketahui para ilmuwan yang berhubungan dengan ukuran tubuh. Tetapi, gen satu ini punya pengaruh yang sangat besar dengan menyebabkan 15 persen varian ukuran tubuh di seluruh ras anjing.
Tampaknya mutasi IGF1 jugalah yang menjadi kunci evolusi canid yang lebih kecil seperti serigala, coyote, dan anjing pemburu Afrika yang para peneliti amati. Mereka semua memiliki dua salinan alel kecil CC, tetapi musathil jika anjing kecil secara alami berevolusi jadi mungil lebih lagi tanpa campur tangan domestikasi yang dilakukan manusia, tambahnya.
"Alel kecil dipertahankan [pada anjing] di tingkat rendah selama puluhan ribu tahun sampai dipilih selama atau sekitar waktu domestikasi," kata Ostrander. Ketika anjing dbiakan oleh manusia, memunculkan kebiasaan anjing-anjing kecil yang lebih mampu memangsa hewan kecil seperti kelinci.
Tim dalam makalah itu memperkirakan famili anjing yang berukuran kecil menjadi versi lebih kecilnya muncul antara 7.000 hingga 9.500 tahun silam.
"Langkah selanjutnya adalah mencari tahu bagaimana semua protein yang dihasilkan oleh gen-gen ini bekerja sama untuk menghasilkan anjing besar, anjing kecilm, dan segala sesuatu di antaranya," terangnya.
Cara ini dinilai dapat mempelajari lebih banyak gen ukuran tubuh pada setiap anjing dari ras Chihuahua hingga Great Dane.
Protein memang memiliki banyak perubahan pada tubuh, termasuk anjing. Pada penelitian lain yang dikabarkan Agustus 2021, protein pensinyalan agouti adalah saklar utama tubuh yang memproduksi warna pada anjing. Akibatnya, secara fisik jelas bila anjing telah berubah jauh dari leluhur serigala mereka yang tidak memiliki ragam warna bulu.
Baca Juga: Hati-hati, Bisa Jadi Anjing Anda Tahu Kalau Anda Sedang Berbohong