Meskipun panda mengunyah begitu banyak protein, para peneliti tidak berasumsi bahwa hewan tersebut benar-benar mencerna semuanya. Untuk membuktikannya, mereka menganalisis kotoran panda.
Rasio protein terhadap lemak dan karbohidrat dalam tinja sama atau lebih rendah dari rasio pada bambu. Itu berarti beruang menyerap dan menggunakan protein yang mereka cari dengan susah payah.
Kesukaan panda akan protein dimulai sejak awal kehidupan, saat mereka masih bayi dan menyusu. Para peneliti menganalisis susu panda dan menemukan bahwa sekitar 20% kalorinya hadir dalam bentuk protein. Itu hampir sama dengan karnivora yang hidup di darat.
Silvia Pineda-Munoz, seorang peneliti ekologi diet di Georgia Tech, mengatakan temuan menunjukkan bahwa panda banyak akal.
”Mereka bisa tahu persis ke mana dan kapan harus pergi untuk mendapatkan nutrisi terbaik yang disediakan ekosistem,” tuturnya.
Pekerjaan itu juga menunjukkan bahwa mengklasifikasikan hewan sebagai herbivora atau karnivora lebih kompleks daripada yang diperkirakan. "Ini bukan tentang apakah hewan memakan tumbuhan," katanya, "tetapi lebih kepada bagian dari tanaman yang dimakan."
Baca Juga: Upaya Konservasi Panda Ternyata Berdampak Buruk Bagi Spesies Lainnya