Perbedaan si Kaya dan si Miskin dalam Makan dan Minum di Romawi

By Galih Pranata, Kamis, 10 Februari 2022 | 07:00 WIB
Pesta Romawi Kuno. (Roberto Bompiani/Getty)

Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Romawi selalu identik dengan peperangan besar dan mengangkat pemimpin-pemimpin yang keras dan kejam, tetapi bagaimana rasanya menjadi rakyat yang hidup di kekaisaran ini?

Lantas, makanan dan minuman apa yang mereka konsumsi setiap harinya? Jawabannya adalah: makanan dan minuman yang dikonsumsi warga, ditentukan berdasarkan dengan status ekonomi mereka.

Kehidupan sehari-hari warga Romawi bergantung sepenuhnya pada situasi ekonomi mereka. Di kota, si kaya dan si miskin bisa berdampingan di banyak tempat.

"Ketersediaan pangan bagi masyarakat miskin ditentukan oleh distribusi gabah bulanan. Bagi banyak warga Romawi, makanan utama hari itu dimakan antara pukul empat dan enam," tulis Oprandi kepada History of Yesterday.

Greta Oprandi menggambarkan aktivitas sehari-hari yang dilakukan masyarakat Romawi Kuno dalam artikelnya yang berjudul What Was Daily Life Like in the Roman Empire?, yang dipublikasi pada 19 September 2021.

"Sarapan dan makan siang disajikan dengan makanan ringan atau hanya roti. Karena tidak ada lemari es, belanja dilakukan setiap hari dari kereta kuda atau toko-toko di jalanan," imbuh Oprandi.

Orang kaya dan bangsawan Romawi umumnya akan makan sebanyak tiga kali dalam sehari. Makanan pertama (sarapan) disebut ientaculum. Biasanya dimakan sekitar matahari terbit dan terdiri dari roti dan mungkin beberapa buah.

Makanan berikutnya (makan siang) disebut prandium. Prandium adalah makanan yang sangat kecil yang dimakan sekitar jam 11 pagi. Selanjutnya, makanan utama yang disantap pada sore hari, disebut cena.

"Cena bisa menjadi urusan sosial besar yang berlangsung beberapa jam. Hidangan itu akan dimakan di triclinium, ruang makan, di meja rendah dengan sofa di tiga sisi," tulis Ricketts kepada History Hit.

Colin Ricketts menulisnya dalam artikelnya berjudul What Did the Romans Eat? Cuisine of the Ancient Romans, yang dipublikasikan pada 6 Oktober 2021.

Baca Juga: Bangsa Romawi Gunakan Urin Sebagai Obat Kumur, Ternyata Ini Khasiatnya

Cena hanya tersaji bagi orang-orang kaya. Mereka akan duduk di triclinium untuk mencerminkan status mereka.

Triclinium akan didekorasi dengan mewah, karena itu merupakan tempat untuk memamerkan kekayaan dan status. Beberapa rumah memiliki ruang makan kedua yang lebih kecil untuk makanan yang kurang penting dan makanan keluarga diambil di oikos yang lebih sederhana.

Warga kaya menggunakan rempah-rempah impor dalam makanan mereka, tidur di bantal lembut, dan memiliki budak yang melayani mereka. Sebaliknya, orang miskin dan tunawisma harus makan biji-bijian atau bubur yang berjamur.

Orang Romawi Kuno yang kaya raya, makanan sehari-hari lainnya termasuk biji-bijian, roti, sayuran, dan minyak zaitun.

Hidangan lezat Romawi yang selalu tersaji bagi orang kaya dan bangsawan di sana. (Crystal King)

"Dagingnya cukup mahal untuk anggaran rata-rata, tetapi pengorbanan dibuat untuk para dewa pada acara-acara khusus, dan karena hanya organ dalam korban yang digunakan dalam ritual ini, sisa daging dijual dengan harga terjangkau selama waktu itu," terusnya.

Mereka yang berpenghasilan tinggi, menjadikan konsumsi anggur secara luas, sedangkan orang miskin minum air biasa (mineral) dari air mancur di tempat umum.

Namun, terlepas dari status sosial mereka tentang makanan dan minuman, bangsa Romawi adalah pionir pembuatan keju. Mereka mampu menghasilkan keju keras dan keju lunak.

Ransum tentara termasuk dalam jenis keju dan itu cukup penting bagi era Kekaisaran Diocletian (284 – 305 M), untuk mengesahkan undang-undang yang menetapkan harganya.

Meski begitu, sekali lagi, keju yang nikmat hanya akan bisa dinikmati oleh orang-orang kaya dan bangsawan, sedangkan yang miskin hanya akan merasakan hambarnya bubur gandum.