Nationalgeographic.co.id—Orang zaman dahulu sering menganggap mimpi sebagai pertanda masa depan. Kepercayaan ini masih ditemui dalam masyarakat modern kita. Banyak yang yakin bahwa beberapa mimpi dapat menentukan takdir atau meramal masa depan.
Salah satu mimpi kuno yang paling aneh dan paling terkenal terjadi pada tahun 312 M. Saat itu kaisar Romawi Konstantinus Agung terlibat dalam salah satu pertempuran terbesar dalam hidupnya.
Masa pemerintahan Konstantinus mengalami transisi besar di Kekaisaran Romawi. Seperti penerimaannya terhadap agama Kristen dan pendiriannya di ibu kota timur, yang kemudian akan menyandang namanya. Ini menandai pemerintahannya sebagai titik poros penting antara sejarah kuno dan Abad Pertengahan.
Kontantinus Agung mungkin paling dikenal sebagai Kaisar Romawi Kristen pertama. Pemerintahannya sangat mengubah gereja. Dalam gereja Ortodoks, ia dikenal sebagai Santo Konstantinus Agung.
Konstantinus melakukan banyak reformasi di bidang administrasi, keuangan, sosial, dan militer untuk memperkuat kekaisaran.
Pada Februari 313, Konstantinus bertemu dengan Licinius di Milan di mana mereka membuat Dekrit Milan. Dekrit tersebut mengatakan bahwa orang Kristen dapat mempercayai apa yang mereka inginkan. Toleransi bagi Kekristenan di dalam kekaisaran pun ditetapkan.
Kaisar Romawi Kontantinus adalah seorang monoteis pagan, pemuja dewa matahari Sol Invictus, Matahari yang tak terkalahkan. Apa yang membuat sang Kaisar merubah pikirannya, bahkan menjadi kaisar Romawi pertama yang mengaku melakukan konversi ke Kekristenan?
Tetapi pertempuran Jembatan Milvian dan mimpinya mengubah keyakinannya bahkan mengubah sejarah Romawi.
Dihadapkan dengan pasukan saingan yang berukuran dua kali lipat dari jumlah pasukannya sendiri. Seperti yang disebutkan di atas, ini merupakan salah satu pertempuran terbesar dalam hidupnya. Konstantinus menyadari bahwa dia mungkin akan mati dalam pertempuran keesokan harinya.
Sebelum pertempuran Jembatan Milvian dia dan pasukannya melihat salib cahaya di langit di atas matahari. Ia membaca kata-kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai In hoc signo vinces. In hoc signo vinces berarti 'dalam tanda ini taklukkan’.
Baca Juga: Mengenal Pajak Urin Zaman Romawi Kuno, Bagaimana Ketentuannya?
Malam sebelumnya, Konstatinus mengalami mimpi yang aneh. Dalam mimpinya seorang malaikat muncul di hadapannya membawa gambar salib. Malaikat itu mengucapkan kata-kata yang sama yaitu "Dengan simbol ini, Anda akan menaklukkan."
Menurut catatan sejarah, Kaisar Konstantinus sangat percaya dengan mimpi itu dan yakin akan memenangkan pertempuran. Ia pun memerintahkan pasukannya untuk melukis semua perisai dengan simbol salib. Pertempuran pun berhasil dimenangkan dan Konstantinus mengambil alih kekuasaan Kekaisaran Romawi.
Ketika menang di Milvian Bridge, Konstantinus menghubungkan kemenangan itu dengan dewa orang-orang Kristen. Para sarjana modern masih memperdebatkan kisah tersebut. Mereka mempertanyakan apakah konversi Konstantinus itu tulus atau sebuah manuver politik.
Apa arti kemenangan ini bagi orang-orang Kristen? Mereka dianiaya selama berabad-abad oleh kaisar Romawi terdahulu. Pengikut Kristen bahkan dijadikan santapan singa di Colosseum. Berkat mimpi dan kemenangan Konstantinus, toleransi mulai diterapkan lewat Dekrit Milan.
Masa pemerintahan Kaisar Konstatinus merupakan zaman yang berbeda dalam sejarah kekaisaran. Ia membangun kekaisarannya di Bizantium dan diberi nama sesuai namanya: Kontantinopel. Kota ini dikenal juga dengan sebutan Roma Baru.
Sebelumnya, kota ini telah berada di bawah kendali Romawi selama lebih dari satu abad. Tetapi Konstantinus membangun kembali dan memperluasnya dalam skala yang monumental. Dia melipatgandakan ukuran kota yang ada.
Untuk mendorong pria berpangkat supaya pindah ke Konstantinopel bersama keluarganya, ia menawarkan roti gratis dan kewarganegaraan.
Sebuah istana besar dan aula legislatif yang megah menjadi simbol ibu kota baru. Gereja-gereja mulai menandai kaki langit. Orang Kristen dan orang dengan kepercayaan lain disambut dengan tangan terbuka.
Entah itu pertanda atau ramalan, tetapi berkat mimpi, Kaisar Konstantinus Agung berhasil merubah sejarah Romawi.
Baca Juga: Celana dan Sepatu Bot, Simbol Barbarisme di Zaman Romawi Kuno