Muncul Varian Baru HIV di Belanda, Lebih Ganas dan Mematikan

By Ricky Jenihansen, Senin, 21 Februari 2022 | 14:00 WIB
Impresi seniman yang melukiskan HIV yang menghambur. Varian VB menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan risiko mengembangkan AIDS jauh lebih cepat. (Pinterest)

Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru yang dipimpin oleh para peneliti dari University of Oxford's Big Data Institute melaporkan penemuan varian baru HIV (Human Immunodeficiency Virus) di Belanda. Varian baru ini memiliki virulensi yang lebih tinggi dan dampak kesehatan yang lebih merusak.

Seperti diketahui, pandemi coronavirus telah menunjukan kepada kita bahwa mutasi baru dalam urutan genetik virus dapat memiliki dampak signifikan. Di antaranya penularan virus dan kerusakan yang mungkin ditimbulkan.

Selama bertahun-tahun, ada kekhawatiran bahwa ini dapat muncul pada virus HIV-1, yang telah mempengaruhi 38 juta orang di seluruh dunia, dan telah menyebabkan 33 juta kematian hingga saat ini. Dan sekarang, kekhawatiran tersebut dikonfirmasi dengan penemuan jenis HIV baru yang sangat ganas.

Varian baru HIV ini disebut "varian VB" untuk subtipe B yang lebih ganas. Penemuan tersebut dilaporkan secara lengkap secara daring di jurnal Science dengan judul "A highly virulent variant of HIV-1 circulating in the Netherlands".

Orang yang terinfeksi varian ini, menunjukan perbedaan yang signifikan sebelum antiretroviral dibandingkan dengan orang yang terinfeksi dengan varian HIV lainnya. Individu dengan varian VB memiliki viral load (tingkat virus dalam darah) antara 3,5 dan 5,5 kali lebih tinggi.

Selain itu, tingkat penurunan sel CD4 (tanda kerusakan sistem kekebalan oleh HIV) terjadi dua kali lebih cepat pada individu dengan varian VB. Kondisi tersebut menempatkan mereka pada risiko mengembangkan AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) jauh lebih cepat. 

Individu dengan varian VB juga menunjukkan peningkatan risiko penularan virus ke orang lain. Yang meyakinkan, setelah memulai pengobatan, individu dengan varian VB memiliki pemulihan sistem kekebalan dan kelangsungan hidup yang serupa dengan individu dengan varian HIV lainnya.

Namun, para peneliti menekankan bahwa karena varian VB menyebabkan penurunan kekuatan sistem kekebalan yang lebih cepat. Ini membuatnya penting bagi individu untuk didiagnosis lebih awal dan memulai pengobatan sesegera mungkin.

Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih bisa punya anak normal. (eatright.org)

Penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme yang menyebabkan varian VB lebih menular dan merusak sistem kekebalan dapat mengungkapkan target baru untuk obat antiretroviral generasi mendatang. Varian VB dicirikan oleh banyak mutasi yang tersebar di seluruh genom, yang berarti bahwa penyebab genetik tunggal tidak dapat diidentifikasi pada tahap ini.

Penulis utama Dr Chris Wymant, dari University of Oxford's Big Data Institute and Nuffield Department of Medicine mengatakan, Sebelum penelitian ini, genetika virus HIV diketahui relevan untuk virulensi. Viruensi sendiri merupakan derajat kemampuan suatu patogen oportunistik untuk menyebabkan penyakit. "Menyiratkan bahwa evolusi varian baru dapat mengubah pengaruhnya terhadap kesehatan. Penemuan varian VB menunjukkan hal ini, memberikan contoh langka dari risiko yang ditimbulkan oleh evolusi virulensi virus," kata Wymant dalam rilis University of Oxford.

Penulis senior Profesor Christophe Fraser dari University of Oxford's Big Data Institute and Nuffield Department of Medicine, menambahkan, temuan mereka menekankan pentingnya panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa individu yang berisiko tertular HIV memiliki akses ke tes rutin untuk memungkinkan diagnosis dini, diikuti dengan pengobatan segera. "Ini membatasi jumlah waktu HIV dapat merusak sistem kekebalan seseorang dan membahayakan kesehatan mereka. Ini juga memastikan bahwa HIV ditekan secepat mungkin, yang mencegah penularan ke orang lain.," kata Fraser.