Akibatnya, banyak ilmuwan berpikir adanya penyusun, pencipta dan pengatur yang baik. Hal ini merujuk pada penyusun dan penciptaan alam semesta yang cerdas atau memiliki kecerdasan super. Parameter penyusunan itu kemudian ditetapkan setelahnya, setelah awal alam semesta terbentuk. Bahkan jauh sebelum kecerdasan alien dapat berevolusi atau bertindak untuk menentukannya. Bisakah alien menjelaskan asal usul kehidupan dan susunan di alam semesta ini? Mungkin tidak.
Menjelaskan kedua misteri ini membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Kecerdasan yang dapat bertindak di dalam alam semesta dan juga bertindak atas alam semesta itu sendiri secara keseluruhan. Orang lebih percaya pada jenis kecerdasan seperti ini jauh lebih banyak daripada orang yang percaya pada alien yang menciptakan manusia di Bumi.
Carl Sagan, profesor astronomi dan direktur Laboratory for Planetary Studies di Cornell pernah menulis tentang gagasan Crick yang tidak bisa diabaikan. "Tidak menunjukkan minat pada topik-topik ini sama sekali tidak berpendidikan, tulis Sagan dalam rubrik The Times.
Tetapi, katanya, konsekuensi alami dari hipotesis Crick tidak cocok dengannya. "Itu terlalu dekat dengan agama Barat kuno yang dia kecam sebagai tanda keterbelakangan dan takhayul," katanya.
Setelah menciptakan kehidupan, Tuhan dalam mitos Yahudi-Kristen-Islam berulang kali campur tangan dalam urusan manusia. "Bagi saya sendiri, gagasan bahwa kehidupan muncul di banyak dunia melalui interaksi materi dan energi, yaitu dengan konsekuensi hukum fisika dan kimia," jelasnya.
Akan tetapi, lanjutnya, sangat sulit untuk mendekati pertanyaan tentang asal usul kehidupan tanpa memahami sentimen keagamaan dari satu jenis atau lainnya. "Terlalu mudah untuk mengatakan, makhluk luar angkasa bisa membuat kehidupan dengan cara apa pun yang mereka inginkan," katanya.
Baca Juga: Astrofisikawan: Kita Perlu Berhenti Mencari Keberadaan 'Alien'