Ilmuwan Peraih Nobel Ini Percaya Kehidupan di Bumi Dikendalikan Alien

By Ricky Jenihansen, Senin, 7 Februari 2022 | 11:00 WIB
Crick percaya bahwa kehidupan di bumi dikendalikan oleh alien. (Pixabay)

Nationalgeographic.co.id—Namanya Francis Crick (1916-2004), seorang ilmuwan fisiologi kedokteran yang terkenal. Crick bukan ilmuwan sembarang, dia adalah ilmuwan yang pernah menerima hadiah nobel pada tahun 1962 di bidang kedokteran atas penemuannya bersama James Dewey Watson, yaitu penemuan struktur DNA.

Namun, pada satu titik di tahun 1970-an, Crick dicap sebagai ilmuwan gila karena teorinya yang tidak masuk akal dan lebih mirip plot film sains fiksi. Crick percaya bahwa kehidupan di bumi dikendalikan oleh alien atau makhluk luar angkasa semacam peternakan. Menurut Crick kehidupan di Bumi ditransmisikan secara sengaja oleh makhluk ekstra terestrial yang cerdas. seperti dikutip Best College Reviews.

Crick bersama dengan James D Watson memang akan selamanya dikenal sebagai salah satu penemu dari struktur DNA. Ia bertemu dengan Watson saat bekerja di University of Cambridge sebelum kemudian pada tahun 1962 menerima hadian nobel untuk karya ilmiah bersama mereka.

Atas penemuannya tersebut, Crick bisa dibilang termasuk di antara pemikir-pemikir terbaik dalam dunia sains. Namun beberapa pemikirannya sulit dimengerti juga adalah fakta lain yang dikenang selamanya.

Tapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa Crick menjadi penggagas salah satu teori pseudoscientific paling aneh sepanjang masa. Pseudoscientific sebuah pengetahuan, metodologi, keyakinan dan praktik yang diklaim ilmiah namun sebenarnya tidak mengikuti kaidah ilmiah.

Sebuah teori yang diluar sana jika misalnya anda disarankan seseorang pada kehidupan nyata, maka pasti anda akan segera menjauhi orang tersebut. Mungkin anda akan menganggapnya gila atau tidak cukup waras untuk didengarkan.

Francis Crick (1916 - 2004) (Britannica)

Premis dari teori Crick adalah, bahwa kehidupan di bumi sengaja diciptakan dan diunggulkan oleh makhluk luar angkasa. Semacam hewan di sebuah peternakan yang dirawat untuk tujuan tertentu. Sebuah gagasan yang tampaknya lebih mirip plot film sains fiksi ketimbang sebuah penelitian metode ilmiah.

Sebenarnya gagasan Crick tidak sepenuhnya ditolak. Pendiri Microsoft, Bill Gates misalnya, pernah menjelaskan, jika DNA manusia seperti program komputer, tetapi jauh, jauh lebih maju daripada perangkat lunak apa pun yang pernah kita buat. Atau seperti ahli biologi evolusioner Richard Dawkins juga ,menyerukan pendapatnya yang memberi catatan penting bahwa kode mesin gen sangat mirip dengan komputer.

Namun demikian, tidak seperti Crick, gagasan lainnya tidak sampai kepada kesimpulan keberadaan alien. Menggunakan kecerdasan alien sebagai sumber kehidupan di Bumi juga tidak menjelaskan bagaimana kehidupan itu sendiri bermula.

Banyak ilmuwan berpikir adanya penyusun, pencipta dan pengatur yang baik. (Jenny Mottar)

Fisikawan telah sejak lama mengetahui bahwa kita hidup di alam semesta, di mana parameter fundamental fisika telah disusun dengan baik, melawan segala rintangan, untuk memungkinkan kehidupan. Bahkan jika ada sedikit perubahan dalam beberapa faktor kunci, seperti kekuatan gravitasi, maka akan membuat kehidupan menjadi mustahil.

Akibatnya, banyak ilmuwan berpikir adanya penyusun, pencipta dan pengatur yang baik. Hal ini merujuk pada penyusun dan penciptaan alam semesta yang cerdas atau memiliki kecerdasan super. Parameter penyusunan itu kemudian ditetapkan setelahnya, setelah awal alam semesta terbentuk. Bahkan jauh sebelum kecerdasan alien dapat berevolusi atau bertindak untuk menentukannya. Bisakah alien menjelaskan asal usul kehidupan dan susunan di alam semesta ini? Mungkin tidak.

Menjelaskan kedua misteri ini membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Kecerdasan yang dapat bertindak di dalam alam semesta dan juga bertindak atas alam semesta itu sendiri secara keseluruhan. Orang lebih percaya pada jenis kecerdasan seperti ini jauh lebih banyak daripada orang yang percaya pada alien yang menciptakan manusia di Bumi.

Carl Sagan, profesor astronomi dan direktur Laboratory for Planetary Studies di Cornell pernah menulis tentang gagasan Crick yang tidak bisa diabaikan. "Tidak menunjukkan minat pada topik-topik ini sama sekali tidak berpendidikan, tulis Sagan dalam rubrik The Times.

Tetapi, katanya, konsekuensi alami dari hipotesis Crick tidak cocok dengannya. "Itu terlalu dekat dengan agama Barat kuno yang dia kecam sebagai tanda keterbelakangan dan takhayul," katanya.

Setelah menciptakan kehidupan, Tuhan dalam mitos Yahudi-Kristen-Islam berulang kali campur tangan dalam urusan manusia. "Bagi saya sendiri, gagasan bahwa kehidupan muncul di banyak dunia melalui interaksi materi dan energi, yaitu dengan konsekuensi hukum fisika dan kimia," jelasnya.

Akan tetapi, lanjutnya, sangat sulit untuk mendekati pertanyaan tentang asal usul kehidupan tanpa memahami sentimen keagamaan dari satu jenis atau lainnya. "Terlalu mudah untuk mengatakan, makhluk luar angkasa bisa membuat kehidupan dengan cara apa pun yang mereka inginkan," katanya.

Baca Juga: Astrofisikawan: Kita Perlu Berhenti Mencari Keberadaan 'Alien'