Pertempuran Cannae: Kegigihan Kartago di Tanah Republik Romawi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 8 Februari 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi karya Hans Burgkmair (1473-1531) menggambarkan bagaimana Pertempuran Cannae berlangsung antara Kartago dan Romawi. (via Jean Louis Mazieres/Flickr)

Selanjutnya, Hannibal memindahkan dirinya dan merebut pasokan besar di Cannae. Lokasi ini menempatkan dirinya berada di antara Romawi dan sumber pasokan penting mereka. Paullus dan Varro mencarinya dalam perjalanan dua hari ke selatan dan menemukan perkemahan Kartago di tepi kiri sungai Aufidus.

"Posisi Hannibal di Cannae membuatnya memiliki sejumlah keuntungan. Pertama, tentaranya ditempatkan di perbukitan sehingga memberikan mereka keuntungan berda di tempat yang lebih tinggi," urai Butler dkk. "Kedua, mereka memunggungi angin yang kuat, sehingga membuat pandangan orang yang mendekatinya terhalang.

Terakhir, keuntungan Hannibal adalah tanah sekitar yang sangat terbatas, sehingga sangat penting untuk mempersulit mobilisasi prajurit Romawi yang jumlahnya lebih banyak.

Butler dan tim memperkirakan, Kartago memiliki 50.000 pasukan yang terdiri dari 32.000 infanteri berat, 8.000 perlenkapan ringan, dan 10.000 kavaleri. Di sisi lain, Romawi punya 80.000 pasukan yang terdiri dari 58.000 legiuner, 16.000 pasukan perlengkapan ringan, dan 6.000 kavaleri.

Kartago unggul

Ketika pertempuran dimulai, Hannibal membagi tiga pasukannya, yakni padanya yang akan memajukan seluruh barisan infanteri, di bawah komando Hasdrubal untuk menghadapi Paullus, dan penunggang kuda di bawah komando Marhabal untuk sayap kanan yang menghadapi kavaleri sekutu Romawi. Jadilah formasi baru yang membentuk bulan sabit.

Sekutu Romawi itu adalah orang Syracusa yang bersenjata tombak lempar, panah, dan ketapel. Sama halnya dengan garda terdepan Kartago yang merupakan penembak ketapel dari Spanyol. 

"Kavaleri Romawi sangat buruk. Mereka adalah pasukan yang paling buruk dalam tentara Romawi," jelas Butler dan tim.

Inilah ilustrasi formasi pertempuran Cannae, ketika Kartago (warna biru) berhasil mempermalukan Romawi di negerinya sendiri. (United States Military Academy)

"Saat itu belum ada sanggurdi sehingga dia harus menyeimbangkan dirinya, menegkram dengan lututnya dan mengontrol tali kekangnya dengan tangn kiri yang juga memegang perisai," lanjut mereka. "Pada saat yang sama, dia harus memegang tombaknya di tangan kanan, mendengarkan perintah dan berusaha menombak orang yang berhadapa dengannya sebelum dia sendiri tertusuk tombak."

Selain itu, kelemahan Romawi terletak pada kepercayaan diri kolektif untuk berperang. Akibatnya, Butler dan tim berpendapat, mereka sering membuat keputusan gegabah dan menyerang tanpa izin atasan. Perilaku seperti ini membuat Romawi sempat kehilangan puluhan ribu pasukan ketika bertempur melawan Hannibal sebelum-sebelumnya, dan tak pernah ada perubahan termasuk saat di Cannae.

Ini memberi keuntungan Hannibal, mereka berpendapat. Lewat sayap kanan, Kartago punya kontrol penuh di medan pertempuran dan kavaleri Romawi adalah kelompok yang pertama menyerah di pertempuran.