Meski Bukan Sejarawan, Jurnalis Juga Bisa Membuat Karya Biografi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 12 Maret 2022 | 07:00 WIB
Bisakah jurnalis membuat karya biografi tanpa meninggalkan kaidah jurnalismenya? Tentu bisa dengan empat batasan yang bisa membantu mereka. (PAUL TULLER)

Unsur kemanusiaan

Sementara batas kanan jurnalisme dalam penulisan biografi adalah mengutamakan nilai kemanusiaan. Pada batas ini, wartawan sebagai biograf bisa menjabarkan fakta lewat 5W+1H, tetapi dimodifikasi dengan menyentuh khalayak, ujar Ana.

  

Baca Juga: Abdoel Rivai, Jurnalis Hindia Berbahasa Melayu di Negeri Belanda

Baca Juga: Rentetan Praktik Pembredelan pada Media Massa oleh Orde Baru

Baca Juga: Pantai Wartawan Rajabasa, Sumber Air Panas yang Bercampur Air Laut

Baca Juga: Kezaliman Terhadap Jurnalis di Awal Kemerdekaan Republik Indonesia

  

Umumnya, bahasa yang digunakan dalam jurnalisme ringkas dan baku. Agar dapat menyentuh khalayak, pemaparan 5W+1H dapat dilakukan wartawan dengan membuat cerita dengan alur, kerangka waktu, seorang tukang kisah yang menuturkan kisah tersebut, perkembangan pelaku, dan ruang tempat terjadinya kisah.

Ana menyebutnya sebagai teknik menulis feature personality, karena cara ini bisa membuat khalayaknya mendapatkan nilai manusiawi.

Karl Marx (1818-1883) adalah seorang filsuf, ekonom, sejarawan, pembuat teori politik, sosiolog, jurnalis, dan sosialis revolusioner asal Jerman. (National Geographic Indonesia)

Selera narasi

Penulisan biografi dengan prinsip jurnalisme boleh dirangkai dengan narasi puitis selama masih menyangkut fakta, Ana berpendapat. Meski pun, umumnya narasi jurnalisme tidak puitis, pemaparan fakta dari biografi juga harus pandai dalam cara membuat khalayak menyukai bacaannya. Narasi menjadi batas kiri jurnalisme.

"Pengalaman ini, biasanya, ditentukan juga oleh 'jam terbang' pengetahuan, pengalaman, dan kepakaan," demikian urai Ana. "Kalau pengalaman narasi pencipta narasi dan pengalaman penanggap narasi identik, biasanya penanggap narasi akan menyukai narasi yang dibacanya. Kesukaan ini menjadi dasar baginya untuk memahami isi narasi tersebut."