Mengenang Kisah Omayra, Diberi Makan dan Diwawancarai Sebelum Tewas

By Galih Pranata, Senin, 7 Februari 2022 | 14:00 WIB
Terlalu lama terendam air, mata Omayra semakin lama semakin tampak menghitam. (All Thats Interesting)

Tim penyelamat lantas bergegas membantunya, tetapi menyadari situasi yang tidak menguntungkan dialami oleh gadis malang itu. Omayra terjebak dan tidak bisa menggerakkan dari pinggang ke atas.

"Tim penyelamat tidak mungkin bisa membebaskan tubuhnya tanpa mematahkan kakinya," ungkapnya.

Para relawan mengangkat tubuh bagian atas Omayra sebanyak mungkin. Kemudian, mereka menempatkan kayu di sekelilingnya untuk dipegangi oleh gadis itu dan memberikan ban untuk menutupi tubuhnya agar dia tetap mengapung.

Ketika para penyelam tiba di lokasi Omayra, mereka menemui apa yang ditakuti semua orang. Kaki Omayra tertekuk dan terperangkap di bawah dinding bata sementara bibinya, yang telah tenggelam, masih menempel di antara kedua kakinya.

Selama seluruh proses evakuasi dilakukan, Omayra dengan semangat bernyanyi untuk jurnalis Jerman, Santa Maria Barragan, sembari menjawab pertanyaan saat diwawancarai, makan permen, dan minum soda.

Kelelahan yang dahsyat telah melemahkan kesadaran dirinya. Pada hari ketiganya terjebak dalam air, gadis itu mulai berhalusinasi dan berkata kepada wartawan: "Saya tidak ingin terlambat ke sekolah." Dia juga menyebutkan ujian matematika.

"Selain itu, terendam dalam air yang lama dan tekanan puing-puing menyebabkan mata merah Omayra semakin lama semakin tampak menghitam," lanjut Ljuca.

Proses evakuasi yang dilakukan oleh tim penyelamat untuk membebaskan tubuh Omayra dari puing-puing. (Tom Landers/The Boston Globe/Getty Images)

"Sebelum Omayra meninggal akibat kelelahan yang hebat, mereka menemukan bahwa kakinya terjerat di lengan bibi yang sudah meninggal," tulis The New York Times dalam arsipnya.

The New York Times pernah merilis kisahnya tepat saat kejadian itu berlangsung, yakni pada 17 November 1985. Ia memuatnya dalam artikel berjudul Trapped Girl, 13, Dies.

Sebelum tewasnya, para sukarelawan, terutama petugas pemadam kebakaran, mencoba mencongkel dan mengangkat gadis itu. Pada saat mereka mencoba mengangkat tubuh bibinya dengan tali yang tergantung di helikopter, mereka hanya bisa membebaskan beberapa inci tubuh Omayra. ia benar-benar tak bisa diselamatkan.

Fotografer Frank Fournier, yang mengambil foto terkenal Omayra, tiba di lokasi hanya beberapa jam sebelum gadis itu meninggal. Fotonya diberi nama World Press Photo of the Year. Sebuah publisitas yang menggambarkan kegagalan Pemerintah Kolombia.

Omayra Sánchez Garzón dinyatakan tewas pada 17 November 1985, pada pukul 09.45 waktu Kolombia dengan kondisi yang masih terhimpit di antara reruntuhan bangunan dan tangan bibinya.

Baca Juga: Misteri Letusan Gunung Berapi Tonga yang Berusaha Dipecahkan Ilmuwan