Asal Dahaga Kita: Air Sudah di Tata Surya Jauh Sebelum Bumi Dibentuk

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 17 Februari 2022 | 07:00 WIB
Kita bergantung pada air, tapi bagaimana zat ini ada di Bumi masih jadi misteri yang coba diungkapkan lewat berbagai teori. (Quanta Magazine)

Nationalgeographic.co.id—Bumi awalnya adalah planet batuan yang sangat panas. Belum jelas bagaimana planet yang kita hidup di atasnya ini memiliki air, zat yang menopang kehidupan. Para ilmuwan berpendapat, air berasal dari tabrakan asteroid atau terpaan komet di masa awal-awal karena terbukti memiliki hidrogen yang dapat menjadi air.

Lagi-lagi, teori ini belum menjawab asteroid atau komet manakah yang membuat Bumi memiliki air. Sebab, mengutip DW, berbagai penelitian menemukan hidrogen yang dimiliki asteroid atau komet kebanyakan berbeda dengan di Bumi.

Teori lain berpendapat jika Bumi memang sudah memiliki kandungan air sejak awal di masa protoplanetnya.

Padahal, para ilmuwan menemukan kondisi Bumi 3,2 miliar tahun silam hanyalah bola air tanpa ada daratan di permukaan, seperti yang diberitakan National Geographic Indonesia pada 2020. Sementara, pendarat Chang 'E 5 dari Tiongkok menemukan in situ air di permukaan bulan. Temuan air juga dikemukakan oleh para astronom di Europa--satelit Jupiter--dan diperkirakan di masa lalu Mars pun memilikinya.

Dari mana zat ini berasal? Apakah objek-objek tata surya ini mengalami tabrakan serupa jika teori tertabrak asteroid atau komet itu benar?

Penelitian terbaru justru menunjukkan bahwa air sudah ada di tata surya sebelum Bumi terbentuk. Para peneliti menerbitkan temuannya di jurnal Nature Astronomy, berjudul Determination of the initial hydrogen isotopic composition of the solar system, Kamis (03/02/2022).

Tim yang dipimpin ahli geokimia Jérôme Aléon dari Museum Sejarah Alam Nasional Prancis itu mendapati, isotop air yang dimiliki meteorit yang sudah ada sejak lahirnya tata surya justru cocok dengan yang dimiliki di Bumi saat ini.

"Komposisi isotop awal air di tata surya sangat penting untuk mengetahui asal-usul air di tubuh planet tetapi tetap tidak diketahui, meski banyak penelitian telah dilakukan," tulis Aléon dan tim.

"Di sini kami menggunakan komposisi hidrogen dalam inklusi kaya klasium-aluminium (CAI) dari meteorit primitif, batuan tata surya tertua, untuk menetapkan komposisi hidrogen air pada awal pembentukan tata surya.

Mereka mengamati meteorit Efremovka yang ditemukan pada 1962 di Kazakhstan yang memiliki unsur-unsur yang berasal dari 4,57 miliar tahun lalu. Inklusi kaya kalsium-alumunium inilah yang diteliti dengan teknik baru yang para peneliti kembangkan lewat pencitraan sinar ion terfokus (FIB).

Baca Juga: Bangsa Romawi Gunakan Urine untuk Obat Kumur, Ternyata Ini Khasiatnya

Pencitraan itu dapat mengidentifikasi dan menyelidiki semua mineral dalam sampel, kemudian hasilnya dibandingkan dengan berbagai bahan referensi terestrial dengan kandungan air. Hasilnya barulah dapat digunakan untuk memeriksa rasio isotop hidrogen di dalamnya, karena hidrogen adalah salah satu komponen air.

Hasil penelitian pada mineral dan rasio dalam meteorit Efremovka mengungkapkan, dalam 200.000 tahun pertama tata surya terdapat dua reservoir gas besar sebelum adanya planetesimal (calon planet yang mengitari matahari). Reservoir pertama adalah gas matahari yang membuat materi tata surya memadat.

Kedua, yang ditemukan tim, adalah materi yang kaya air. Air ini kemungkinan berasal dari gelombang besar material antarbintang yang jatuh ke tata surya bagian dalam pada saat selubung sekitar protostellar lenyap. Protostellar adalah fase paling awal dalam evolusi bintang yang masih mengumpulkan massa dari awan molekul induk antarbintang.

Materi ini diperkirakan masuk dalam komponen tata surya kita yang terjadi pada 100.000 tahun pertama pembentukan.

Air inilah yang sangat mirip dengan air di Bumi dalam komposisi isotopnya, ungkap Aléon dan tim. Mereka menulis, komposisi isotop hidrogen itu ada di mana-mana pada planetesimal (materi planet awal) pada calon bumi.

Hal inilah yang disimpulkan oleh para peneliti, bahwa air sudah ada di tata surya, bahkan sebelum Bumi dibentuk dalam piringan gumpalan protoplanet. Temuan ini juga bisa disimpulkan bahwa sudah ada pada proses ini "daripada diproduksi di sebuah piringan protoplanet yang lebih berevolusi," tulis tim.

Baca Juga: Peneliti Temukan Kawah Tumbukan 'Tunggul Pohon' Raksasa di Mars