Nationalgeographic.co.id—Meski merupakan negara yang sadar kelas dan juga sangat hierarkis, Rowawi kuno tidak menutup kesempatan bagi orang-orang untuk berpindah kelas sosial.
Ada tiga kelas sosial di mana orang-orang akan ditempatkan di Romawi kuno: Patrician, Plebeian, dan pada anak tangga terendah atau terbawah adalah budak. Ada juga kode pakaian dan kantor keagamaan tertentu dengan ritual mereka yang biasanya dikaitkan dengan kelas Bangsawan.
Kelas Atas atau Patrician
Dikutip dari Ancient Origins, jabatan Senator di Romawi kuno adalah dasar untuk penciptaan kelas politik, yang akan berlaku untuk para laki-laki yang pernah bertugas di Senat. Kelas Senator ini juga dapat meluas ke keluarga mereka.
Di atas kelas Senator adalah para bangsawan yang memegang posisi dominan. Kelas ini juga berlaku untuk setiap anggota keluarga yang memiliki leluhur yang memegang jabatan Konsul atau kadang-kadang di magistrasi.
Jika seorang pria menjadi orang pertama di rumahnya yang terpilih menjadi Konsul, ini juga akan membuat anggota keluarganya memenuhi kelas sosial yang sama. Cicero pernah menjadi Konsul dan kita diberitahu bahwa seorang Senator harus kaya dan punya banyak properti.
Gaji Senator tidak dibayar. Senator mengenakan tunik dengan garis-garis lebar di bawahnya, yang dikenal sebagai Laticlavi.
Para penunggang kuda (equites) adalah kelompok berikutnya di kelas atas Romawi. Kelompok ini didasarkan pada kekayaan ekonomi. Untuk ditempatkan di kelas sosial Romawi kuno ini, para pria harus dapat menunjukkan bahwa mereka memiliki sejumlah kekayaan, bahwa dia stabil dalam bisnisnya, dan bahwa dia memiliki properti. Keluarganya juga diberi status penunggang kuda.
Jika, seorang pebisnis dari kelas penunggang kuda dipilih menjadi hakim, yang pada gilirannya akan memungkinkan dia masuk ke Senat, ada kemungkinan statusnya juga akan berubah. Namun, menjadi seorang penunggang kuda berarti bahwa tugasnya terutama berkaitan dengan bisnis. Para penunggang kuda mengenakan tunik yang mirip dengan para senator, tetapi dengan garis tipis di bawah mereka dan disebut "Augusti clavi".
Para Wanita dalam Kelas Sosial Romawi Kuno
Wanita Romawi kuno diklasifikasikan ke dalam kelas Senator atau penunggang kuda tergantung pada kondisi kelurganya. Pembedaan kelas ini didasarkan pada, atau ditentukan oleh, posisi apa yang dipegang oleh kepala rumah tangga laki-lakinya. Kelas seorang wanita ketika ia lahir bisa berubah ketika menjadi nyonya rumah apabila kelas suaminya berbeda dengan kelas ayahnya.
Jadi, dari waktu ke waktu telah menjadi kebiasaan bahwa perempuan dalam rumah tangga termasuk dalam kelas yang sama dengan ayah atau suaminya. Berbeda dengan pria, wanita Romawi kuno tidak memiliki pakaian khusus untuk menunjukkan status sosial mereka.
Baca Juga: Perayaan Musim Semi Lupercalia Romawi Kuno, Penuh Kekerasan Seksual!
Kelas Plebeian atau Orang-Orang Biasa
Tidak seperti sekarang, masyarakat Romawi kuno tidak memiliki kelas menengah. Ini berarti bahwa ada perbedaan besar antara dua kelas atas Senator dan para penunggang kuda dengan kelas-kelas di bawahnya. Kelas di bawanya adalah kelas pekerja atau orang-orang biasa.
Jika seseorang adalah orang yang lahir bebas dengan kewarganegaraan Romawi, mungkin ada kesempatan yang sangat kecil untuk dapat naik ke kelas penunggang kuda, jika seseorang dapat memperoleh kekayaan yang cukup. Di sisi lain, masuk ke kelas Senator hampir tidak mungkin bagi kelas pekarja dan bahkan sulit bagi mereka dari kelas berkuda.
Kelas yang lebih bawah atau orang-orang biasa ini biasanya memakai toga sebagai warga negara yang lahir bebas. Mereka juga memegang hak untuk membuat kontrak, yang memberi mereka hak untuk menikah, tetapi hanya dengan warga negara Romawi lainnya. Pernikahan itu bisa menghasilkan anak-anak yang akan diakui sebagai warga negara Romawi juga.
Kelas sosial Romawi kuno ini termasuk orang-orang Latin yang lahir bebas dan tinggal di Semenanjung Italia. Kemudian, sekitar tahun 90 Sebelum Masehi, mereka memperoleh bentuk kewarganegaraan penuh. Tetapi jika mereka adalah para budak sebelumnya yang tidak dibebaskan dengan benar oleh seorang warga negara Romawi, maka mereka ditempatkan di kelas lain yang dikenal sebagai kelas Latin Junian.
Ada para budak di Romawi yang mendapatkan kebebasan setelah diberikan kebebasannya. Mereka adalah laki-laki dan perempuan yang sebelumnya menjadi budak tetapi telah menabung cukup uang untuk membeli kebebasan mereka.
Meski demikian, mereka mungkin memiliki berbagai batasan yang dikenakan pada mereka dan masih berutang tugas tertentu kepada pemiliknya sebelumnya. Jadi dalam arti tertentu mereka bukan orang yang sepenuhnya bebas.
Mantan majikan inilah yang sekarang menjadi pelindung mereka. Meskipun diberi kebebasan, para budak yang sudah dibebaskan tetap tidak diizinkan, atau bahkan tidak memenuhi syarat, untuk melamar jabatan publik apa pun.
Mereka terjebak dalam sistem hukum negara yang tidak dapat mereka hindari. Mereka umumnya tidak dibayar dengan baik bahkan ketika beberapa memperoleh keterampilan untuk berdagang. Mereka terus dikenal sebagai anggota kelas bawah dalam masyarakat Romawi.
Kelas Bawah atau Budak
Budak adalah bahan bakar yang membuat kekuatan Romawi terus bergerak. Sistem perbudakan adalah sistem di mana seseorang dapat membeli manusia yang mungkin telah ditangkap dalam perang atau diambil oleh bajak laut dan dijual dengan cara perbudakan seperti menjual barang.
Setelah dibeli, para budak menjadi milik pemiliknya menurut hukum Romawi. Budak rumah tangga sangat umum di daerah perkotaan Romawi kuno.
Ada kemungkinan bagi beberapa budak untuk mulai menabung sehingga suatu saat di masa depan mereka dapat mencari kebebasan mereka dan tuan rumah dapat memberikan mereka manumit (pembebasan dari perbudakan). Hal ini dapat menyebabkan beberapa budak memiliki kesempatan untuk naik dalam sistem kelas sosial Romawi.
Menjadi budak di Romawi kuno tidak didasarkan pada status rasial dengan cara apa pun. Para budak lebih merupakan korban penangkapan atau penculikan dan berakhir di pasar budak. Para budak tidak memiliki pakaian khusus untuk mengidentifikasi kelas mereka di masyarakat.
Kadang-kadang para budak mencoba melarikan diri. Kadang-kadang mereka beruntung dan berhasil melakukannya. Namun jika mereka tertangkap, pemiliknya dapat memaksa mereka untuk mengenakan kalung dengan tulisan yang makin mempemalukan diri mereka.
Perjuangan setiap orang untuk bisa naik kelas sosial di Romawi kuno memang memungkinkan. Tapi tentu saja sangat sulit, apalagi untuk para budak yang berada di dasar kasta ini.
Baca Juga: Larangan Aneh Romawi Kuno, Rakyat Jelata Dilarang Kenakan Pakaian Ungu