Pernah Hancurkan Dua Kota Romawi, Akankah Vesuvius Meletus Lagi?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 16 Februari 2022 | 09:00 WIB
Sisa bangunan di Pompeii yang ditinggalkan oleh penduduk akibat letusan Gunung Vesuvius. Gunung ini masih tertidur dan akan membuat letusan dahysat di masa depan, tapi kapan? (Yunaidi Joepoet)

Baca Juga: Kisah Pilu Pria yang Gagal Melarikan Diri dari Letusan Vesuvius

Dia menjelaskan, di bawah Vesuvius terdapat beberapa ruang magma yang terhubung dalam sistem pipa. Ruang atas adalah yang sangat penting untuk letusan dan dalam waktu yang singkat akan terisi dengan magma dari salah satu ruang bawah. "Vesuvius memiliki sistem perpipaan yang cukup rumit," Bachmann berpendapat.

Ruangan atas adalah lingkungan yang lebih dingin dan membuat magma mengkristal karena perubahan kimia dari sisa lelehan.

Selain magma fonolitik terdapat magma mafik yang lebih tua yang mengalir ke ruang atas dari tempat paling dalam. Proses naiknya magma atau pengisian ulang ini menimbulkan kenaikan tekanan di dalam ruangan yang dapat memaksa magma fonolitik ke atas, dan berpotensi naik ke permukaan bersama letusan.

Vesuvius tidak selalu memicu letusan besar. Pada dasarnya, letusan ini disebabkan dua magma berbeda yang mengisi ruang-ruang di bawah tanah. (Olivier Bachmann/ETH Zürich)

Berdasarkan survei seismik, saat ini memang ada reservoir di kedalaman enam hingga delapan kilometer di bawah Vesuvius. Tetapi, belum jelas apakah magma yang ada di dalam itu fonolitik atau mafik, karena alatnya tak bisa mengetahuinya.

Reservoir magma fonolitik tampaknya, menurut para peneliti, selalu ada di bawah Vesuvius selama 10.000 tahun terakhir. Para peneliti belum tahu letusan yang kelak terjadi akankah seberbahaya yang menghancurkan Pompeii atau seperti yang terjadi 3.950 tahun silam.

Mereka mencatat, magma mafik telah diproduksi sebagian besar oleh Vesuvius sejak 1631. Sementara letusan terakhir terjadi pada 1944 ketika Perang Dunia II sedang seru-serunya. Bisa jadi letusan ini merupakan awal dari periode diam yang panjang bagi gunung di mana magma yang berbeda dapat terakumulasi.

"Namun, letusan berbahaya yang sebanding dengan yang terjadi pada tahun 79 M mungkin memerlukan periode diam untuk bertahan lebih lama," kata Wotzlaw.

Jika magma dominan mafik dikeluarkan dalam beberapa dekade mendatang, dapat diartikan bahwa tubuh magma yang terdeteksi oleh survei seisimik saat ini tidak terdiri dari magma yang terdiferensiasi, dan saat ini tidak ada di bawah Vesuvius.

"Itulah kenapa kami beranggapan lebih mungkin jika letusan besar dan eksplosif Vesuvius akan terjadi hanya setelah periode diam yang berlangsung selama berabad-abad," ujar Bachmann.

Sedangkan Wotzlaw lebih menyarankan, walau letusan besar tidak akan muncul dalam waktu dekat tetapi akan sangat mungkin ada letusan kecil yang masih sangat berbahaya seperti yang terjadi di tahun 1944 atau 1631.

"Prediksi yang akurat tentang ukuran dan gaya letusan gunung berapi sejauh ini tidak mungkin ada," ujarnya. "Namun, kebangkitannya kembalinya reservoir magma di bawah gunung berapi kini dapat dikenali dengan pemantauan."

Baca Juga: Lupanare: Rahasia Prostitusi dan Rumah Bordil di Pompeii Kuno