"Berdasarkan efek interferensi inilah, yang dapat kami ukur dengan mikroskop reaksi, durasi penundaan dapat ditentukan secara tidak langsung dengan akurasi yang sangat tinggi, bahkan jika interval waktunya sangat singkat. Namun, untuk melakukan ini, kami harus memanfaatkan beberapa kemungkinan trik yang ditawarkan oleh fisika kuantum," tutur Rist.
Di satu sisi, pengukuran menunjukkan bahwa memang hanya dibutuhkan beberapa lusin attosecond untuk memancarkan elektron. Di sisi lain, mereka mengungkapkan bahwa interval waktu ini sangat bergantung pada arah di mana elektron meninggalkan molekul, dan bahwa waktu emisi ini juga sangat bergantung pada kecepatan elektron.
Pengukuran ini tidak hanya menarik untuk penelitian fundamental di bidang fisika. Model yang digunakan untuk menggambarkan jenis dinamika elektron ini juga relevan untuk banyak proses kimia di mana elektron tidak dilepaskan seluruhnya, tetapi ditransfer ke molekul tetangga, misalnya, dan memicu reaksi lebih lanjut di sana.
"Di masa depan, eksperimen semacam itu juga dapat membantu untuk lebih memahami dinamika reaksi kimia," kata Jahnke.