Perang Dunia II: Kala NAZI Menghancurkan Stadion Manchester United

By Galih Pranata, Rabu, 16 Februari 2022 | 16:00 WIB
Kerusakan parah di sisi tribun penonton Old Trafford pada 1941 akibat serangan bom. (Daily Mirror)

Nationalgeographic.co.id—Perang Dunia II (Kedua) menjadi momok bagi perkembangan kehidupan di bumi. Bagaimana tidak? dampaknya meluas hingga semua negara di dunia merasakan imbasnya. Salah satu korbannya adalah Kota Manchester.

Manchester Blitz atau yang dikenal di Eropa dengan Christmas Blitz, adalah hari-hari kelabu yang menyelimuti Kota Manchester. Teror bom telah menghantui penduduknya, menciptakan ketakutan berkepanjangan.

"Manchester Blitz masih tetap menjadi salah satu kenangan perang yang paling serius, dengan teror bom dari Luftwaffe yang berlangsung selama berbulan-bulan," tulis Hoare kepada Express.

Callum Hoare menulis tentang duka yang pernah terjadi di Manchester. Ia menulis dalam artikel berjudul World War 2: Chilling unearthed photos show Old Trafford obliterated during Blitz, dipublikasi 20 Februari 2020. 

Luftwaffe merupakan pasukan angkatan udara dan pesawat tempur dari bagian Nazi Jerman saat berkecamuknya Perang Dunia II.

Di bawah pemerintahan Adolf Hitler, pemboman dilakukan di kota industri yang cukup sibuk. Alhasil, peristiwa pemboman itu menewaskan sekitar 684 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang.

"Hampir setengah dari mereka (orang-orang di Manchester) yang tewas di Manchester selama perang," imbuhnya. 

Serangan udara dimulai pada Agustus 1940, dan pada September 1940 Teater Istana di Oxford Street diserang.

Di antara bangunan yang terkena dampak dari pemboman di jantung kota, meliputi Balai Perdagangan Bebas Manchester, Royal Exchange, Pasar Smithfield, Rumah Sakit Chetham, Teater Gaiety, dan Gereja St Ann.

Pada 11 Maret 1941, Old Trafford yang merupakan stadion kebanggaan klub sepak bola Inggris, Manchester United, dihantam bom yang ditujukan ke kompleks industri Trafford Park.

Baca Juga: Stadion Henningsvær dengan Bentang Alam Norwegia yang Menakjubkan

Manchester United menutup kemenangan 7-3 atas Blackburn Rovers di Old Trafford pada 8 Maret 1941, yang merupakan laga terakhir mereka di Old Trafford selama delapan tahun stadion direnovasi pasca kerusakan parah. 

Pengeboman itu berdampak pada industri sepak bola yang sangat digandrungi di Inggris. Perang Dunia II menghambat seluruh aktivitas sepak bola. Tak terkecuali bagi Manchester United.

Tak hanya menjadi klub yang diidolakan di Inggris, pencinta Manchester United di seluruh dunia harus merelakan —untuk sementara waktu, dengan tak menyaksikan klub kesayangannya bertanding.

Old Trafford tampak atas. (PhotoLondonUK/Getty Images)

Hal yang terdengar sepele itu, ternyata berimbas besar pada pengelola dan pemilik klub Manchester United. Tak ada lagi pemasukan bagi klub karena mereka kehilangan fanatisme supporter yang sangat menggilai menonton pertandingan di stadion Old Trafford.

"Bahkan,saat itu, klub berada dalam hutang besar dan ada hipotek mahal di Old Trafford sebesar £.25.000 (25.000 poundsterling)," ungkap David Hughes kepada The Sportsman.

Artikelnya berjudul United at War: The Incredible Story Of Manchester United During World War Two, dipublikasi pada 25 Januari 2018.

Menurut Hoare, seluruh penduduk sipil di Manchester diselimuti ketakutan. Mereka lebih memilih menciptakan tempat berlindung yang aman di belakang-belakang rumahnya, terutama di kawasan Trafford Park.

"Beberapa minggu setelah Old Trafford dibom dan rusak berat, Manchester City dengan cepat menawarkan untuk membantu tetangga mereka, mengusulkan Maine Road digunakan sebagai markas sementara untuk United sampai Old Trafford selesai dibangun kembali," lanjut Hughes.

Tak ada lagi pemasukan bagi Manchester United setelahnya, akibat tidak adanya penjualan tiket pertandingan. Semua laga kandang harus digelar di Maine Road. Meski begitu, United berhasil menjuarai Piala Liga di musim itu, mendapatkan keuntungan sebagai jawara.

Komisi Kerusakan Perang diberikan Manchester United £.4.800 untuk menghapus puing-puing di Old Trafford dan £.17.478 untuk membangun kembali tribun. Stadion ini dibangun kembali dan dibuka kembali pada 24 Agustus 1949.

Baca Juga: Batalyon Azov: Dari Suporter Sepak Bola Menjadi Tentara Kejam Ukraina