Gejalanya Sama dengan COVID-19, Apakah Flu Rusia dari Virus yang Sama?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 19 Februari 2022 | 15:00 WIB
Ilustrasi ruang untuk merawat pasien ketika flu Rusia menjangkit di paruh akhir abad ke-19. Apakah sumber virusnya sama dengan COVID-19? (Everett Collection)

Nationalgeographic.co.id - Bukhara, yang kini menjadi Uzebkistan, sebelumya berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Rusia sejak 1870-an. Mei 1889, penduduk kota itu terkena penyakit pernapasan yang disebabkan virus disebut sebagai flu Rusia.

Lambat laun, virus itu menjadi pagebluk di seluruh dunia yang menyebabkan banyak orang meninggal. Banyak orang yang sembuh merasakan kelelahan yang berkepanjangan.

Virus ini memiliki kesamaan gejala dengan virus corona yang sedang kita hadapi: hilangnya penciuman dan rasa. Sehingga, disadur dari New York Times, membuat para virolog dan sejarawan kedokteran mencurigai apakah flu Rusia disebabkan virus yang sama. Kecurigaan ini perlu dikaji, jika memiliki kesamaan tentunya memberi petunjuk untuk saat ini bagaimana mengakhiri pagebluk.

Baca Juga: Selama Pagebluk, Lautan Seluruh Dunia Jadi Lebih Tenang dari Biasanya

Para ahli biologi molekuler mencari berbagai cara untuk memecahkan misteri flu Rusia, seperti mengamati sampel pecahan virus lama. Saat ini alat untuk itu sudah mumpuni dan sampelnya berasal dari paru-paru yang diawetkan dari korban flu Rusia untuk mencari tahu jenisnya.

Harald Brüssow dari Department of Biosystems, Katholieke Universiteit Leuven di Belgia, bersama rekan mencari tahu dalam penelitian. Makalahnya diterbitkan di Microbial Biotechnology berjudul "Clinical evidence that the pandemic from 1889 to 1891 commonly called the Russian flu might have been an earlier coronavirus pandemic".

Dilaporkan, virus corona hari ini yang dikenal OC43 (spesies Betacoronavirus), mungkin telah melompat dari sapi ke manusia pada tahun 1890. Tiga jenis virus corona lain yang kurang ganas pun tersebar, dan bisa jadi salah satunya, atau OC43 itu sendiri, adalah varian yang tersisa dari pagebluk flu Rusia, tulis peneliti.

Baca Juga: Flu Spanyol, Lambannya Pemerintah Hindia Belanda Menangani Pagebluk

Namun dia mengakui adanya ketidakpastian untuk menyebutkan flu Rusia disebabkan virus corona. Penelitian ini hanya melibatkan penyelidikan pada dokumen, surat kabar, makalah, dan lapran kesehatan lama yang menyangkut peristiwa ini. Flu Rusia memiliki tiga gelombang infeksi yang kemudian berangsur-angsur mereda hingga dalam waktu yang lama

Isinya, para pasien mengeluh dengan kondisi dan gejala yang mirip dengan COVID-19 yang lama, dan lebih banyak membunuh orang tua ketimbang anak-anak.

Seorang dokter memeriksa pasien yang terkena penyakit. Melansir Telegraph, ada empat juta orang di Inggris dan Wales ketika gelombang pertama flu Rusia menyerang. ( World History Archive / TopFoto)

Tak hanya Brüssow, sejarawan Tom Ewing dari Virginia Tech juga mempelajari flu Rusia. Hasilnya pun memiliki memiliki kesamaan pola dengan COVID-19 yang ada saat ini, dengan menelusuri catatan-catatan tahun 1890 dari State Board of Health di Connecticut, AS. Banyak dari tempat kerja dan institusi tutup karena terlalu banyak orang yang sakit, dokter kewalahan menghadapi banyaknya pasien, dan gelombang infeksi.