Jika Cina Punya Tembok Besar Cina, Romawi juga Punya Tembok Hadrian

By Galih Pranata, Rabu, 16 Februari 2022 | 11:00 WIB
Sebuah benteng pertahanan Romawi di Britannia, pada masa pemerintahan kaisar Hadrian, yang dikenal sebagai Tembok Hadrian. (English Heritage/Heritage Images/Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Tembok Hadrian atau Hadrian's Wall adalah sisa-sisa benteng batu yang dibangun oleh Kekaisaran Romawi setelah penaklukan Inggris pada abad ke-2 M.

Romawi yang saat itu menguasai Inggris, membangun dinding yang membentang sepanjang 70 mil. Di bawah kekuasaan Kaisar Hadrianus, sebuah tembok didirikan.

"Struktur aslinya membentang lebih dari 70 mil melintasi pedesaan Inggris utara dari Sungai Tyne dekat kota Newcastle dan Laut Utara, barat ke Laut Irlandia," tulis History dalam artikelnya berjudul Hadrian's Wall, dirilis pada 19 Januari 2018.

Bangsa Romawi pertama kali mencoba untuk menyerang pulau yang sekarang dikenal sebagai Inggris pada tahun 55 SM, saat di bawah pemerintahan Kaisar Julius Caesar.

Meskipun manuver militer Caesar tidak berhasil, tentara Kekaisaran Romawi kembali bergerak untuk menaklukkan pulau yang berpenduduk dan diperintah oleh berbagai suku Celtic, atas perintah Kaisar Claudius, pada tahun 43 M.

Claudius mengirim sekitar 24.000 tentara ke Inggris. Lalu, pada tahun 79 M, mereka telah menguasai wilayah yang sekarang membentuk Wales dan Inggris selatan. 

Di sana, mereka masih menghadapi perlawanan sengit dari pejuang Celtic di tempat yang sekarang menjadi Inggris utara.

Kala pemerintahan Kaisar Vespasianus, orang Romawi sangat menginginkan wilayah yang sekarang dikenal sebagai Skotlandia, untuk menjadi bagian dari kerajaan mereka yang sedang berkembang.

Namun, cita-cita bangsa Romawi tidak dapat direngkuh dengan mudah. Para pejuang Skotlandia, yang dikenal sebagai orang-orang Caledonia, berjuang dengan gigih mempertahankan wilayahnya.

Ketika Romawi berada di bawah kepemimpinan Julius Agricola, mereka mampu mengalahkan Kaledonia. Pasukannya membunuh sekitar 30.000 orang Kaledonia pada tahun 81 M, dan berhak atas sebagian dari wilayah Skotlandia di bawah kendalinya.

Beberapa orang Kaledonia yang selamat dari genosida Kaisar Julius Agricola, melarikan diri ke daerah perbukitan. Mereka selalu berupaya untuk dapat merebut kembali tanah leluhurnya dari bangsa Roma.

"Selama beberapa dekade berikutnya, orang-orang Kaledonia terus menyusahkan, melakukan banyak serangan di pos terdepan utara kekaisaran yang telah dikuasai Romawi," imbuhnya.

Baca Juga: Perayaan Musim Semi Lupercalia Romawi Kuno, Penuh Kekerasan Seksual!

Pada saat Kaisar Hadrian berkuasa sekitar tahun 117 M, Romawi tidak lagi berusaha untuk memperluas wilayah mereka. Sebaliknya, bangsa Romawi hanya ingin melindungi apa yang mereka miliki —dari orang Caledonia atau ancaman lain dari luar.

Kaisar yang kala itu berkuasa, Publius Aelius Hadrianus, memerintahkan kepada gubernur Romawi di Inggris untuk mulai membangun tembok pertahanan.

"Tembok itulah yang nantinya akan dinamai dengan nama sang kaisar untuk mempertahankan bagian Inggris yang mereka kuasai dari serangan dan ancaman Caledonia atau bangsa lain," terusnya.

Tembok Hadrian menjadi daya tarik wisatawan di era modern. (Jeff J Mitchell / Getty Images)

Para ahli percaya tembok itu mungkin juga berfungsi sebagai sarana untuk membatasi imigrasi dan penyelundupan masuk dan keluar dari wilayah Romawi. Tembok itu membutuhkan waktu —setidaknya enam tahun untuk menyelesaikannya.

Sejarawan percaya bahwa rencana awalnya adalah untuk membangun dinding batu atau rumput, yang dibatasi oleh parit yang lebar dan dalam. Tembok itu akan menampilkan gerbang yang dijaga setiap mil, dengan dua menara observasi di antara setiap gerbang.

Namun, tembok itu tidak benar-benar megah dan berfungsi sebagaimana tembok besar dibangun selama berabad-abad di Cina. Selepas mangkatnya Hadrian, tembok ini mulai ditinggalkan karena dianggap tak begitu kuat membendung serangan musuh.

Nahas, setelah memasuki era kontemporer, tembok yang mulai lapuk itu telah tergerus zaman. Beberapa petani di daerah itu berupaya memindahkan bebatuan dari tembok Hadrian untuk digunakan sebagai lahan pertanian.

Muncul sosok bernama John Clayton, yang mulai membeli tanah di sekitar Hadrian's Wall berdiri. Tujuannya untuk tetap menjaga orisinalitas tembok sehingga tak tersentuh atau dipindahkan oleh para petani.

Meskipun sebagian besar lahan di sekitarnya hilang setelah kematian Clayton pada tahun 1890, National Trust of the United Kingdom, sebuah organisasi konservasi, mulai mengumpulkan puing tembok berbatu kembali, sedikit demi sedikit pada abad ke-20.

Jika di Cina, bangsa Tiongkok memiliki Tembok Besar Cina sebagai warisan budaya dunia, Bangsa Romawi juga miliki Tembok Hadrian sebagai warisan budaya dunia. Tembok Hadrian dinobatkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1987.

Baca Juga: Pembagian Kelas di Romawi Kuno dan Upaya Para Budak untuk Naik Kasta