Nationalgeographic.co.id—Para sejarawan modern sepakat bahwa kehidupan Marie Antoinette adalah campuran dari kesenangan dan kegerian. Dia dikenal sebagai Ratu Prancis yang hidup mewah, tapi kemudian dieksekusi dengan guillotine saat Revolusi Prancis.
Semua sepakat bahwa Marie Antoinette adalah perempuan yang cantik ketika dia masih muda. Namun dia juga orang yang naif, dan hidupnya di Prancis bukanlah sesuatu yang mudah dan mulus.
Orang-orang Prancis membencinya. Dia harus berurusan dengan gosip jahat dan tuduhan mengerikan. Tapi apa kebenaran di balik kisah hidupnya yang dramatis? Apakah dia wanita jahat atau lebih tepatnya korban manipulasi yang tidak bisa dia duga sebelumnya?
Lahir pada 2 November 1755, di Istana Hofburg di Wina, Austria, Marie Antoinette adalah putri bungsu dari Permaisuri Maria Theresa, penguasa Kekaisaran Habsburg, dan suaminya Francis I, Kaisar Romawi Suci. Sehari sebelum dia lahir, gempa berkekuatan 8,5 magnitudo melanda Lisbon, menewaskan 30.000 orang. Orang-orang kemudian berkatan bahwa kelahirannya yang diiringi oleh gempa mengerikan tersebut telah menjadi ramalan atau pertanda buruk atas kehidupannya kelak.
Ayah Marie Antoinette, Francis I meninggal ketika dia baru berusia sepuluh tahun, dan ibunya sedang terburu-buru untuk mengatur pernikahan yang cocok untuk putrinya. Tujuannya adalah untuk mengakhiri permusuhan dengan musuh lamanya, Raja Louis XV dari Prancis. Pernikahan antara Louis XVI dari Prancis dan putri Permaisuri Austria akan menjadi aliansi sempurna yang mampu mengamankan perdamaian antara kedua negara dan menghancurkan ambisi Prusia dan Britania Raya.
Marie Antoinette bertemu suaminya pada 14 Mei di tepi hutan Compiègne, dan upacara pernikahan berlangsung pada 16 Mei 1770, di Istana Versailles. Pada saat pernikahan, Marie Antoinette berusia 15 tahun, dan Louis XVI berusia 16 tahun.
Masalah Marie Antoinette dimulai tepat pada malam pernikahan dan berlanjut selama bertahun-tahun kemudian. Kegagalan pasangan ini untuk menghasilkan anak selama beberapa tahun ber dan orang mempertanyakan hubungan seksual mereka.
Bukan hal yang aneh jika publik mengejek Raja dengan bertanya, "Bisakah Raja melakukannya? Tidak bisakah Raja melakukannya?"
Kemampuan Ratu untuk menjadi seorang ibu adalah topik yang terus diperdebatkan. Apakah pernikahan itu gagal? Desas-desus palsu menyebar, menambah bahan bakar untuk gosip abadi, dan publik mulai curiga bahwa Ratu Prancis yang baru adalah seorang lesbian dan tidak dapat melakukan hubungan seksual dengan seorang pria.
Marie Antoinette tidak ingin membicarakan hubungan seksualnya dengan suaminya. Sebaliknya, dia menghabiskan waktu menikmati dirinya sendiri dengan musik, berburu, dan berjudi. Dia disebut Ratu paling cantik di Eropa, dan dia adalah wanita pesta sejati.
Bagi Marie Antoinette, hidup tampak baik, kecuali kenyataan bahwa ada tekanan pada dirinya untuk melahirkan seorang anak. Jika dia gagal, dia bisa dikirim kembali ke Austria.