Hanya Berbekal Smartphone, Keindahan Gua Berlian Dapat Diabadikan

By Fathia Yasmine, Selasa, 22 Februari 2022 | 15:04 WIB
Gua Berlian, Sulawesi Tengah (Dok. Josua Marunduh/National Geographic Indonesia)

 “Saya merekomendasikan Gua Berlian sebagai salah satu destinasi untuk menguji kemampuan fotografi menggunakan smartphone realme 9 Pro+. Mengingat smartphone ini menawarkan keunggulan dari sisi fotografi dalam kondisi low-light,” ungkap Josua melalui wawancara daring, Selasa (15/2/2021).

Untuk mengunjungi Gua Berlian, pelancong biasanya menempuh perjalanan 16 jam dari Kota Palu melalui jalur darat. Untuk menghemat waktu, ia pun memilih menggunakan pesawat. 

Baca Juga: Para Legiun Afrika Romawi dalam Jejak Kekaisaran Romawi Kuno di Afrika

Perjalanan yang ditempuh lewat udara pun tidak kalah menantang. Pasalnya, hanya tersedia satu penerbangan setiap hari dari Palu ke Morowali, tempat Pulau Sombori berada.

“Saat itu, bertepatan dengan liburan Imlek. Saya tidak dapat pesawat yang direct. Akhirnya, saya menggunakan pesawat yang transit di Makassar,” lanjut Joshua.

Joshua tiba di Morowali pada pukul 14.00 WITA. Sementara, waktu terbaik untuk mengambil foto di Gua Berlian adalah pukul 15.00 hingga 17.00 WITA.

Dari Morowali, ia masih harus melanjutkan perjalanan dengan speedboat dari Pelabuhan Betebete untuk menuju Pulau Sombori. Perjalanan tersebut memakan waktu dua hingga tiga jam. Padahal, pelabuhan tersebut merupakan titik keberangkatan yang jaraknya paling dekat dengan Pulau Sombori.  

Baca Juga: Berusia Singkat, Almoravid Mengislamkan Maroko dan Menjaga Andalusia

Dengan pertimbangan tersebut, ia memutuskan memulai perjalanan keesokan harinya. Namun, keputusan itu membuatnya harus berkejaran dengan waktu. Artinya, Joshua hanya punya satu hari untuk memotret di Gua Berlian.  

 “Saya tiba di Morowali pukul 14.00 WITA. Karena terlalu siang, saya memutuskan untuk berangkat esok hari pukul 06.00 WITA,"tuturnya.

Untuk mencapai pulau, Josua harus menaiki speedboat tanpa atap. Kondisi udara dan gelombang laut yang kurang bersahabat membuat perjalanan menjadi lebih menantang. Ia berhasil tiba di pulau pukul 13.00 WITA, lebih lambat satu jam dari perkiraannya.

 “Kondisi ombak kurang bagus sehingga waktu tempuhnya 3 jam. Saat kemarau, biasanya hanya dua jam,” imbuhnya.