Pendapat para peneliti ini juga didapati seletah merevisi beberapa situs di Balkan berdasarkan data geologi, dan merekonstruksi perubahan geografis di masa purba. Kawasan ini memiliki "sejarah yang kompleks dengan penenggalaman dan penimbulan kembali secara episodik."
Kesimpulan penelitian ini masih berlandaskan analisis fosil mamalia, sementara mengenai keanekaragaman hayati di Balkanatolia di masa lalu "masih harus disimpulkan." Sedangkan, perubahan geologis yang memunculkan Balkanatolia belum sepenuhnya dipahami.
Baca Juga: 'Cronica Universalis' Ungkap Benua Amerika Sebelum Penemuan Columbus
Baca Juga: Laut Paratethys, Danau Purba Raksasa yang Pernah Ada di Eurasia
Baca Juga: Orient Express, Kereta Api Legendaris Membelah Eropa Paris-Istanbul
Para peneliti yakin bahwa glasial besar sekitar enam juta tahun berikutnya setelah kedatangan mamalia Asia, menurunkan permukaan laut. Permukaan laut ini menghubungkan Balkanatolia ke Eropa barat dan memungkinkannya untuk berkoloni di benua itu.
"Kami menunjukkan bahwa peristiwa penyebaran ini mungkin bertepatan dengan pergantian fauna pendahulu di Eropa barat sebelum Grande Coupre (kepunahan mendadak mamalia Eropa), dan demikian menunjukkan adanya rute selatan untuk penyebaran Eurasia sedini pertengahan akhir Eosen," lanjut mereka.
Mereka berpendapat, inilah yang membuat pada eksistensi akhir Balkanatolia bisa memiliki spesies asli yang berbeda. Masa geologis itu dan kedatangan mamalia Asia jelas menyebabkan kepunahan masal, simpul mereka. Pergantian dengan fauna Asia ini disebut "Renovasi Mongolia".