Hilangnya Dua Kapal Kaisar Gila Caligula akibat Perang Dunia II

By Utomo Priyambodo, Minggu, 27 Februari 2022 | 09:00 WIB
Dua kapal di Danau Nemi yang diyakini jadi istana terapung Kaisar Caligula. Ada patung wajah tembaga kuno di kapal-kapal itu. (Miguel Hermoso Cuesta/Wikimedia Commons & Mamma Maria’s Walking Tours)

Nationalgeographic.co.id—Ada dua kapal peninggalan Romawi kuno yang mampu bertahan selama berabad-abad. Namun kedua kapal ini justru dihancurkan saat Perang Dunia II.

Kapal-kapal yang dibangun oleh kaisar gila Caligula pada abad ke-1 Masehi ini tampak seperti istana terapung. Kedua kapal ini ditemukan di Danau Nemi dan memiliki segala sesuatu yang menjadi ciri gaya hedonistik Periode Ptolemaik atau penguasa kaya Syracuse.

Kedua kapal kuno ini ditemukan para arkeolog pada tahun 1929. Namun, takdir segera memberi akhir yang tragis kepada nasib kedua kapal ini.

Profil Caligula dan kapal-kapalnya

Ancient Origins mejabarkan, Caligula adalah kaisar yang memiliki banyak pemikiran unik terkait agama. Dia mengikuti kultus Isis, tetapi juga mencintai Alexander Agung dan membayangkan dia bisa menjadi reinkarnasinya.

Dua keinginan terbesarnya adalah menjadi lebih kaya dan menciptakan bangunan-bangunan yang lebih mewah dari nenek moyangnya. Tidak diketahui mengapa Caligula memutuskan untuk membuat kapal-kapal ini, tetapi kemungkinan besar itu adalah buah dari kesombongannya.

Baca Juga: Jenis-Jenis Gladiator dalam Pertarungan Mematikan Romawi Kuno

Kapal-kapal yang mengesankan ini memiliki harta yang luar biasa dan dekorasi yang luar biasa. Keduanya seperti istana terapung dengan lantai mosaik, sistem pemanas, dekorasi marmer, pemandian, dan lain-lain.

Danau Nemi sendiri adalah danau vulkanik kecil yang terletak di wilayah Lazio. Itu hanya 30 kilometer di selatan Roma dan sudah tersedia untuk penguasa kuno Kekaisaran Romawi.

Kapal-kapal itu tidak pernah hilang selama berabad-abad. Lokasi keduanya diketahui pada abad ke-15, ketika salah satu penggalian paling tak terduga dalam sejarah terjadi.

Diketahui bahwa pada tahun 1446 ekspedisi yang tidak biasa dipimpin oleh Kardinal Prospero Colonna dan Leon Battista Alberti. Mereka menganalisis sumber daya dan mampu menemukan kapal-kapal terkenal.

Pada kedalaman 18,3 meter, "penyelam scuba" pertama mencoba menjelajahi situs menggunakan diving bell—lonceng selam. Orang-orang petualang yang pergi ke kapal-kapal yang tenggelam itu menemukan batu bata, tembaga, perunggu, beberapa artefak, balok kayu, dan marmer. Situs ini menjadi sumber artefak berharga. Sebagian besar dari artefak tersebut dijual dan nasib barang-barang itu masih belum diketahui.

Baca Juga: Perang Dunia II: Kala NAZI Menghancurkan Stadion Manchester United

Setelah beberapa abad penjarahan ini, para peneliti profesional mulai mengerjakan salah satu proyek paling luar biasa di abad ke-19, yakni pemulihan dua kapal kuno. Akhirnya, pada tahun 1927, atas perintah diktator Italia Benito Mussolini, para ahli mengeringkan danau dan menemukan kembali kapal-kapal kuno tersebut. Kapal-kapal itu menjadi topik yang menarik bagi media dan fitur utama dari museum luar biasa yang didedikasikan untuk sejarah kapal-kapal tersebut.

Kapal pertama, disebutkan dalam literatur sebagai Nave Prima, panjangnya 70 meter dengan lebar balok 20 meter. Adapun Nave Seconda sang kapal kedua punya panjang 73 meter dan lebar balok 24 meter.

Seperti apakah penampilan kedua kapal ini? Kapal-kapal Caligula adalah contoh sempurna dari pembuatan kapal-kapal Romawi kuno yang terbaik.

Nave Prima adalah kapal yang lebih kecil, penuh dengan koridor dan ruangan. Faktanya, kedua kapal memiliki konstruksi yang rumit untuk penggunaan yang tidak diketahui.

Nave Seconda lebih besar dan memiliki beberapa struktur di atasnya. Namun, tidak diketahui secara rinci konstruksi seperti apa yang ditempatkan di kapal itu. Salah satu struktut yang para peneliti duga ada di atasnya adalah sebuah kuil Diana.

Baca Juga: Tujuh Penemuan Romawi Kuno: Inovasi yang Berguna hingga Sekarang

Pada tahun 1944, seluruh dunia terpengaruh oleh perang yang telah berlangsung selama lima tahun. Sedihnya, tragedi perang juga berdampak pada bangkai kapal-kapal yang terkenal itu.

Pada malam 31 Mei 1944 museum yang menyimpan kapal-kapal kuno tersebut dibombardir peluru Angkatan Darat Amerika Serikat. Artileri Jerman dihancurkan, tetapi akibatnya api menutupi seluruh museum dan juga kapal-kapal itu. Kapal-kapal berharga tersebut dan harta keduanya hilang selamanya.

Selama berabad-abad kekuatan alami danau telah melindungi kapal-kapal ini. Namun kekejaman perang oleh manusia justru menghancurkan kapal-kapal indah ini selamanya.

Proyek Diana diluncurkan oleh Asosiasi Danau Diana untuk melestarikan kekayaan sejarah Danau Nemi. Tujuan utama dari asosiasi (yang dibentuk pada tahun 1995) adalah untuk membangun replika ukuran penuh dari kapal Nave Prima yang hancur akibat Perang Dunia II tersebut.