orang yang memiliki tato hukuman tersebut, akan menjalani kehidupan bak budak di dalam penjara. Mereka dipaksa untuk tidur di lantai bawah ranjang, serta mereka harus menggunakan mangkuk, peralatan, dan fasilitas cuci yang terpisah.
Bagi para kaum wanita, mereka menato diri mereka sendiri mengikuti rekan laki-lakinya di penjara. "Tato yang diadopsi wanita memiliki lebih sedikit kode rahasia dan biasanya didasarkan pada sentimentalitas, tragedi kehidupan, dan cinta," ungkap Bullen.
Menurut Bullen, tato hukuman serupa masih berjalan hingga saat ini, seringkali ditempatkan di wajah, punggung, tangan, atau bokong. Kendati demikian, tidak sedikit anak-anak muda yang menghias tubuhnya dengan tato tanpa menjadi seorang kriminal.