Tengkorak Zaman Batu Berusia 4.000 Tahun Dapatkan 'Muka' Baru

By Sysilia Tanhati, Kamis, 3 Maret 2022 | 13:00 WIB
Berkat teknologi, seorang arkeolog dan senimal 3D berhasil menghidupkan kembali tengkorak wanita Zaman Batu yang berusia 4.000 tahun. Dalam rekonstruksi, Nilsson tahu pekerjaannya dilakukan dengan baik ketika seorang pengunjung museum bersandar ke wajah untuk memeriksa detailnya. (Oscar Nilsson)

Nationalgeographic.co.id—Selama 4.000 tahun, seorang wanita terbaring tanpa gangguan di kuburan berlapis batu di tengah hutan timur laut Swedia. Dia mungkin mengikuti migrasi hewan melalui pepohonan dan di sepanjang sungai Indalsälven. Ketika dia meninggal dalam usia tiga puluhan karena penyebab yang tidak diketahui, dia dimakamkan bersama seorang anak laki-laki. Bocah itu mungkin putranya, yang diperkirakan berusia sekitar tujuh tahun.

Para arkeolog memperkirakan bahwa keduanya berasal dari kelompok pemburu nomaden. Kelompok ini mengikuti migrasi hewan di sepanjang sungai Indalsälven sepanjang 430 kilometer.

Pada tahun 2020, arkeolog Oscar Nilsson, yang dikenal dengan rekonstruksi wajahnya menggunakan tanah liat, dihubungi oleh kurator Museum Västernorrlands. Nilsson dikenal sebagai pelopor arkeologi rekonstruktif, selama 20 tahun terakhir ia menciptakan kembali lebih dari 100 orang kuno.

Setelah 350 jam kerja yang melelahkan, arkeolog dan seniman Oscar Nilsson, baru-baru ini ‘menghidupkan kembali’ wanita kuno itu.

Wanita Lagmansören tanpa wajah

Para kurator museum terlibat dalam proyek besar merancang atraksi baru setelah 9.500 tahun aktivitas manusia di Swedia. Tengkorak wanita Zaman Batu berusia 4.000 tahun, bersama dengan anak laki-lakinya, adalah kerangka tertua yang pernah ditemukan di wilayah itu.

“Para museolog ingin menunjukkan kepada pengunjung wajah tertua dari utara,” ungkap Nilsson dilansir dari laman Ancient Origins. Namun, mereka tidak tahu seperti apa rupa gadis itu.

Tengkorak itu ditemukan dalam kondisi sangat baik meski terkubur di lingkungan yang tidak memungkinkan. Untuk membuat ulang wajah orang-orang kuno, Nilsson pertama-tama membuat replika cetakan 3D dari tengkorak mereka. Ia juga mengumpulkan data ilmiah besar tentang orang-orang yang ingin dihidupkan kembali. Ini termasuk melakukan analisis DNA dan mempelajari tengkorak manusia.

Pencetakan 3D

Tengkorak wanita itu pertama kali dipindai dan printer 3D diprogram untuk membuat replika tengkorak seukuran aslinya. Pasak digunkana untuk menentukan kedalaman jaringannya, di mana Nilsson melapisinya dengan tanah liat untuk mewakili otot-otot wajahnya.

Model ini seluruhnya ditutupi oleh lapisan kulit tanah liat plastisin. Wajah yang telah selesai dicetak ulang dalam silikon warna kulit, di mana Nilsson dengan hati-hati mengukir kerutan dan garis.