Caracalla Adalah Kaisar Romawi yang Diduga Psikopat dan Haus Darah

By Galih Pranata, Jumat, 4 Maret 2022 | 08:00 WIB
Lukisan Jacques-Augustin-Catherine Pajou (1766–1828) Geta yang Sekarat dalam Pelukan Ibunya. (Wikimedia Commons)

Baca Juga: Kaisar Romawi Nero: Apakah Dia Layak Mendapat Reputasi Pria Nakal?

Baca Juga: Akibat Kegilaannya, Kaisar Romawi Caligula Mati dengan Tragis

Baca Juga: Valerianus, Kaisar Romawi yang Mati dalam Hina oleh Raja Persia

 

Tak lama setelah saudaranya, Geta dibunuh, ia menjadi satu-satunya Kaisar Romawi. Orang-orang yang tinggal di provinsi timur Kekaisaran Romawi mungkin berharap dia tak pernah kembali lagi mengunjungi mereka, terutama orang-orang Alexandria di Mesir, yang menganggap Caracalla sebagai kaisar yang tidak lagi kejam, tapi ia dianggap tidak waras.

Ketika orang-orang di kota pelabuhan penting Mesir ini melihat Caracalla berlabuh, mereka mengejeknya. Cemoohan dilontarkan setelah Caracalla membunuh saudaranya Geta untuk mendapatkan kekuasaan mutlak.

Awal kedatangan Caracalla ke Alexandria, kawasan Timur yang dikuasai Romawi, bertujuan untuk mempersiapkan perang atas Persia, berubah menjadi mencekam. Ejekan dan cemoohan kepadanya tidak pernah ia anggap enteng.

Sambutan kepada Caracalla pada 211 M. Ketika Caracalla menjabat sebagai Kaisar di Romawi, ia melakukan sejumlah pembunuhan, dan ia melakukannya kepada keluarganya sendiri! (Wikimedia Commons)

Caracalla menyeru pada pasukannya untuk menjarah dan membunuh semua orang yang mengejeknya. Ia telah membunuh rakyatnya sendiri sebelum perang dimulai melawan Persia.

Perilakunya yang tempramental dan sadis, membuat Carcalla dibenci dan memiliki banyak musuh, bahkan di dalam kekaisarannya sendiri. Benar saja, 4 hari menjelang hari berbahagianya (ulang tahun), ia ditikam sampai mati oleh tentaranya sendiri.

Tentara tersebut bernama Justin Martialis yang menolak untuk menyerahkan jabatannya sebagai Centurion di Angkatan Darat Romawi, ia lebih memilih membunuh kaisarnya yang ia benci.

Caracalla akhirnya wafat pada tanggal 8 April 217 M, di dekat sebuah kota bernama Harran di Turki Selatan. Sebuah akhir yang tragis dari kaisar yang psikopat dan sadis.