Neraka Stalingrad di Rusia dan Kisah Kekalahan Nazi atas Soviet

By Galih Pranata, Senin, 7 Maret 2022 | 07:00 WIB
Serangan bom mendadak Lutwaffe ke gedung-gedung di Stalingrad, Rusia. (MAMM/ DF/russiainphoto.ru)

Nationalgeographic.co.id—Pertempuran Stalingrad yang terjadi antara tahun 1942–1943, antara Nazi Jerman dan Uni Soviet, bukan hanya pertempuran terpenting dalam Perang Dunia II, tetapi juga salah satu yang paling penting dalam seluruh sejarah militer.

Elemen penting dari pertempuran, terdiri dari kepemimpinan yang salah dari tentara Jerman dan keinginan Rusia untuk tidak menyerahkan kota yang menyandang nama pemimpin mereka, Stalin.

"Hitler terlibat persaingan dengan Stalin, ia memutuskan untuk menyerang kota (Stalingrad), meskipun tujuan utama Nazi adalah untuk menduduki cadangan minyak di Kaukasus," tulis Tapalaga.

Andrei Tapalaga menulis kepada History of Yesterday dalam artikelnya yang berjudul Why Germany Lost the Battle for Stalingrad. Artikelnya dipublikasikan pada 25 April 2020.

Hasrat Nazi menguasai cadangan minyak di Kaukasus merupakan kepentingan mereka untuk mesin perang Jerman, yang selalu kehabisan bahan bakar.

"Meskipun dia (Adolf Hitler) tahu ini, dia memilih untuk menyerang kota di utara ladang minyak dengan membagi pasukannya; yang mengakibatkan kesalahan besar," tambahnya.

Hitler mengirim beberapa pasukannya ke selatan untuk menaklukkan wilayah Kaukasus demi minyak. Sisa pasukannya ditakdirkan untuk menaklukkan kota yang tidak memiliki kepentingan strategis (Stalingrad), selain demi gengsi Hitler kepada Stalin.

"Oleh karena itu, ia mengalokasikan terlalu sedikit pasukan dan persediaan perang untuk tujuan besarnya, yang membuat peluang penaklukan menjadi sangat kecil," lanjut Tapalaga.

Sebagaimana diketahui sejak peristiwa itu, dalam teknologi militer (seperti yang dikenal sekarang), bahwa penyerbuan kawasan harus memiliki keunggulan pasukan secara numerik minimal 3 banding 1 untuk mencapai keberhasilan dalam penaklukan.

Obsesi Hitler untuk menyaingi Stalin, membuatnya sering campur tangan dalam menetapkan strategi pertempuran, yang justru malah memperburuk situasi tentaranya.

Sebaliknya, Stalin belajar dari kesalahannya dan memberikan lebih banyak kebebasan kepada komandannya, meninggalkan ahli militer sejati untuk melakukan pekerjaan mereka, menghabisi pasukan militer Nazi!

Atas perintah Hitler, serangkaian teror dan penyerbuan dilakukan. Stalingrad dibom berat oleh Luftwaffe, dan reruntuhannya menjadi lokasi pertempuran paling sengit yang terjadi selama berbulan-bulan.

Pusara para korban pertempuran dahsyat di Stalingrad, Rusia. (Emmanuel Evzerikhin/TASS)

"Pasukan Nazi Jerman telah mencoba untuk melemahkan perlawanan Rusia melalui pemboman udara dan artileri besar-besaran," tulis Christoph Hasselbach kepada DW dalam artikelnya Russia marks Stalingrad defeat of Nazis, publish pada tahun 2018.

Namun, pada November 1942, pasukan Soviet telah meluncurkan serangan dua arah untuk mengepung pasukan Jerman, membuat mereka benar-benar terkepung.

"Pada akhir November, Tentara Merah Uni Soviet telah berhasil mengepung seluruh Tentara Keenam Jerman dan elemen Tentara Panzer ke-4 —bersama-sama, hampir 300.000 tentara Jerman," imbuhnya.

Baca Juga: Tersingkap Kuburan Massal Diduga Korban Teror Besar-besaran Era Stalin

Baca Juga: Holodomor, Peristiwa Pembunuhan dan Kelaparan Massal di Era Stalin

Baca Juga: Perjuangan Ukraina sejak Uni Soviet Runtuh hingga Kini Digempur Rusia

   

Meski sejak awal digempur habis-habisan oleh Panzer dan angkatan Keenam Nazi, Stalin mengatakan kepada pasukannya sejak bulan Juli untuk tidak bergerak satu inci pun.

Pada tahap ini, pasukan Jerman yang terkepung telah dipecah menjadi dua kubu yang dikepung, satu di Stalingrad utara, yang lain di selatan. Pada akhir Januari, pasukan di bagian selatan menyerah. Selanjutnya, pada 2 Februari 1943, mereka yang berada di utara mengikutinya.

"Lebih dari setengah juta jiwa penduduk Uni Soviet tewas dalam Pertempuran Stalingrad, di antaranya banyak warga sipil," lanjut Hasselbach.

Hal ini terjadi karena Stalin menolak untuk mengevakuasi non-kombatan selama konflik dengan Jerman berlangsung. Lebih dari 40.000 tewas dalam serangan udara Jerman selama hari-hari awal pertempuran.

Bagi tentara Jerman, Stalingard tidak hanya sebagai arena pertempuran, tempat itu telah menjadi neraka bagi mereka. Terkepung oleh pasukan Soviet yang beringas dengan tank dan senjata yang bersingut dari dua arah, mengerikan!

Kini, Stalingrad telah dikenal sebagai Kota Volgograd di Rusia.