Lewat Program #ONPreneurship Mencari Jagoan Lokal Sehat, Tambiyaku Sulap Sorgum Jadi Produk Konsumsi Masyarakat

By Fathia Yasmine, Senin, 7 Maret 2022 | 10:02 WIB
Ilustrasi sorgum (Dok. Shutterstock)

“Produk sorgum perlahan mulai dilirik oleh masyarakat, apalagi ketika pandemi. Banyak orang mulai sadar akan pentingnya konsumsi makanan sehat,” imbuhnya.

Kendati demikian, perjuangan Bayu dalam memperkenalkan sorgum bukan hal yang mudah. Masih banyak masyarakat yang sangsi karena rasa sorgum yang cenderung hambar.

Baca Juga: Kisah Fanatisme Sepak Bola Korea, 'Son Heung-Min Adalah Segalanya'

“Dibanding nasi, sorgum sebenarnya punya kandungan gizi yang lebih baik. Sorgum juga cocok untuk terapi diabetes karena rendah gula. Kendalanya, selain banyak yang belum tahu (kandungan gizinya), rasa juga jadi pertimbangan konsumen,” tuturnya.

Bayu menuturkan butuh strategi marketing dan edukasi yang tepat agar masyarakat memahami manfaat sorgum. Beruntung, ia mendapat kesempatan mengikuti program #ONPreneurship Mencari Jagoan Lokal Sehat yang digelar Bank OCBC NISP dan KG Media.

“Upaya edukasi dan marketing sebenarnya sudah jalan, tapi masih terasa kurang masif dan menjangkau banyak audiens. Akhirnya, ketemulah program #ONPreneurship Mencari Jagoan Lokal Sehat,” papar Bayu.

Sebagai informasi, program #ONPreneruship Mencari Jagoan Lokal Sehat merupakan upaya Bank OCBC NISP untuk memberdayakan pelaku bisnis UMKM mulai dari aspek operasional, marketing, finansial sampai dengan permodalan. Selain itu, pelaku UMKM juga dapat memperoleh wawasan usaha melalui webinar, networking, dan bootcamp.

Baca Juga: Temuan Wadah Perunggu dengan Penutup Emas di Malang: Sisa Mataram Kuno

Melalui program #ONPreneruship Mencari Jagoan Lokal Sehat, Tambiyaku berkesempatan mengikuti fasilitas bootcamp selama satu bulan sepanjang Desember 2021. Bayu menilai program ini menjadi sumber inspirasi sekaligus wadah untuk mengukur kinerja Tambiyaku.

“Kami jadi bisa cek ombak, ternyata performa dan kinerja Tambiyaku sudah sejauh apa, sudah mirip dengan topik pelatihan apa belum,” katanya.

Bayu menjelaskan terdapat empat sesi coaching yang dilakukan secara daring selama mengikuti bootcamp, yaitu Financial FIT, Branding FIT, Marketing FIT, dan Digital FIT. Masing-masing sesi dimentori oleh ahli di bidangnya.

“Empat sesi ini saya akui 'mahal', dalam arti sangat jarang UMKM bisa mendapat kesempatan langsung dari para expert tentang metode promosi, perencanaan keuangan, sampai sistem dan manajemen karyawan,” imbuhnya.