Menurut arkeolog, para pengunjung diberikan burung kecil untuk menguji efek mematikan gua tersebut. Sementara pendeta, yang berkuasa lebih besar, memberi persembahan berupa banteng yang mati saat ditarik keluar.
"Kami bisa menyaksikan senjata mematikan gua ini saat penggalian. Beberapa burung mati ketika mendekat, terbunuh dengan cepat karena uap karbon dioksida," kata D'Andria lagi.
Menurut kepercayaan, hanya Cybele si Dewi Kesuburan, yang bisa keluar masuk gerbang ini tanpa menderita kesakitan apa pun.