Nationalgeographic.co.id—Ahli ilmu Bumi dari Yunani, Strabo, pernah menuliskan, "Tempat ini penuh kabut uap padat sehingga seseorang sulit melihat permukaannya. Hewan apapun yang melintas akan menemui ajal cepat."
Strabo menuliskan ini pada 64 atau 64 Sebelum Masehi sebagai penggambaran dari "gerbang menuju neraka", sebuah gua yang dipuja sebagai pintu menuju dunia kematian dalam mitologi Romawi. Namun, penemuan dari Francesco D'Andria, profesor arkeologi klasik dari University of Salento, Italia, menyatakan bahwa gerbang itu bukanlah mitos.
Gua ini ditemukan di barat daya Turki dan diumumkan dalam konvensi arkeolog di Istanbul, Turki, April 2013. Lokasi penemuan berada di reruntuhan Phrygian kota Hierapolis—kini disebut Pamukkale. Kota ini didirikan sekitar 190 SM oleh Raja Pergamu, Eumenes II. Namun kemudian diberikan ke bawah kuasa Roma pada 133 SM.
Kota ini berkembang dengan dipenuhi kuil, teater, dan sumber air panas yang dipercaya menyembuhkan. "Gerbang Menuju Neraka" yang disebut Ploutonion dalam bahasa Yunani atau Plutonium dalam ejaan Latin, ditemukan saat merekonstruksi jalur menuju sumber air panas.
Para peneliti menemukan kolom semi ionik dengan ukiran di atasnya yang didedikasikan untuk dewa dunia kematian—Pluto dan Kore. Ditemukan bersamanya, reruntuhan kuil, kolam, dan anak tangga di atas mulut gua.
"Masyarakat bisa menyaksikan ritual suci dari tangga ini, tapi mereka tidak bisa mendekati area dekat pembukaan. Hanya pendeta yang bisa berdiri dekat dengan gerbang itu," ujar D'Andria.
Baca Juga: Agama Apa yang Dianut Zaman Romawi Kuno? Begini Penjelasannya
Baca Juga: Jalan Berliku Kaisar Augustus Mempersiapkan Penerus Takhta Romawi
Baca Juga: Metode-Metode Pembunuhan Paling Sadis dan Brutal di Zaman Romawi Kuno
Menurut arkeolog, para pengunjung diberikan burung kecil untuk menguji efek mematikan gua tersebut. Sementara pendeta, yang berkuasa lebih besar, memberi persembahan berupa banteng yang mati saat ditarik keluar.
"Kami bisa menyaksikan senjata mematikan gua ini saat penggalian. Beberapa burung mati ketika mendekat, terbunuh dengan cepat karena uap karbon dioksida," kata D'Andria lagi.
Menurut kepercayaan, hanya Cybele si Dewi Kesuburan, yang bisa keluar masuk gerbang ini tanpa menderita kesakitan apa pun.