Nationalgeographic.co.id—Di dunia modern, penyebutan ‘Prostitusi Suci’ saja bisa membuat alis terangkat atau seringai jijik. Jelas, ini juga terjadi pada orang dahulu karena banyak penulis kuno menggambarkan pelacuran suci secara drastis. Itu, menurut sejarawan Herodotus, merupakan kebiasaan paling buruk di Babel (Babilonia).
Ahli geografi Yunani Strabo menyatakan bahwa anak perempuan perawan, bahkan lebih muda dari 12 tahun, didedikasikan untuk prostitusi kultus. Perjanjian Lama menyebutkan kategori tertentu dari orang-orang yang dianggap sebagai profesional pelacuran suci di Israel kuno, dengan kamar-kamar khusus di Bait Suci Yerusalem, keadaan yang tampaknya diterima oleh para pendeta di masa-masa sebelumnya.
Namun, para akademisi sekarang mempertanyakan cerita erotis ini. Catatan keras tentang prostitusi kuil telah dibantah oleh argumen yang sama kuatnya. Sebagian kecil peneliti bahkan membantah prostitusi suci sama sekali, percaya bahwa itu semua dimulai ketika beberapa penulis Yunani kuno mengarang kebiasaan memfitnah tentang orang asing sebagai bukti inferioritas moral mereka.
Beberapa cendekiawan, meskipun masih mempertanyakan beberapa pendapat masa lalu, bersikeras bahwa fenomena itu ada sampai tingkat tertentu, percaya bahwa di kuil ada bahkan gadis-gadis muda memegang jabatan tertinggi imamat dan pelacur profesional yang menyumbangkan uang mereka sendiri ke situs kultus.
Memahami Istilah ‘Perawan’ dan ‘Pelacur’ yang Digunakan di Dunia Kuno
Sebelum melangkah lebih jauh, dalam hal ini berguna untuk mengingat bahwa sepanjang sejarah, ada banyak gagasan yang diterjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain dan sebuah kata dalam bahasa Akkadia. Setidaknya memiliki interpretasi yang sedikit berbeda dalam bahasa Yunani.
Bahasa berevolusi dari waktu ke waktu dan kata-kata yang kita gunakan di masa sekarang akan memiliki arti yang berbeda di zaman kuno. Contohnya adalah kata perawan dan pelacur.
Baca Juga: Kisah Pilu dan Mengenaskan Kehidupan Budak di Peradaban Romawi Kuno
Baca Juga: Menelisik Pelacur di Era Romawi Kuno, Dibayar dengan 'Sepotong Roti'
Baca Juga: Kisah Pelacur dan Pelacuran Pada Zaman Perdagangan Jalur Rempah