Memori semantik
Ingatan ini berisi informasi yang kita peroleh secara mendasar. Di sini kita mendapati apa yang dipelajari di sekolah seperti enam kali enam adalah 36, mengetahui Sukarno sebagai presiden pertama Indonesia.
Ingatan inilah yang membuat mengetahui diri kita seperti alamat tempat tinggal atau nomor ponsel. Sehingga, Genova berpendapat, ingatan ini bersifat stabil dan akurat.
Memori otot
Walau dinamainya demikian, bukan berarti memorinya tersimpan otot kita, melainkan "koreografi yang diingat dengan prosedur untuk melakukan berbagai hal". Kinerjanya sebagian besar mengandalkan bagian korteks motorik di otak untuk memberi tahu semua otot dalam tubuh yang berperan dalam suatu tindakan.
"Memori otot adalah koreografi yang diingat dengan prosedur untuk melakukan berbagai hal: cara menyikat gigi, cara mengayunkan tongkat golf, cara makan es krim," jelas Genova.
Memori episodik
Ingatan ini berisi kenangan pada sesuatu yang pernah kita alami sehingga menyimpan cerita hidup. Akan tetapi ingatan ini sedikit 'aneh' dan sukar dipercaya, karena setiap kali mengingat suatu kejadian kita bisa mengubah apa yang telah terjadi.
Terkadang, lewat ingatan ini kita menambahkan rincian atau menghilang bagian tertentu. Di sinilah kita juga bisa mengarang atau menambahkan kebohongan secara sadar dan tidak.
"Kita juga sebagai manusia, pendongeng yang terlahir alami. Jadi jika ada potongan-potongan informasi yang hilang dalam cerita saya, jika ada cara yang bisa saya buat-buat, dan membuatnya lebih baik, berikan bagian awal, tengah, dan akhir kenangan yang bagus," tukas Genova.
Baca Juga: Ada Sel-sel Neuron Bekerja Membuat Otak Kita Lupa. Apa Manfaat Lupa?
Baca Juga: Ketika Ilmuwan Berhasil Lakukan Transplantasi Memori Pada Siput
"Jika ada orang lain mengalami peristiwa bersama, yang lain akan menambahkan beberapa informasi yang kita setujui, dan kita akan menambahkannya ke ingatan kita."
Memori prospektif
"Otak kita tidak dirancang untuk melakukan [ingatan] ini," lanjutnya. Sebab, ingatan ini adalah hal yang harus kita lakukan di masa mendatang seperti daftar tugas.
Sulit bagi kita untuk mengingat kembali kalau kita akan menghadapi beberapa tagihan bulanan di tanggal yang berbeda, mengangkat jemuran pada jam sekian, atau mendatangi rumah temanmu di waktu mendatang. Semua bisa diingat jika ada suatu aba-aba yang tepat.
"Memori prospektif penuh dengan kegagalan," kata Genova. "Tanpa adanya aba-aba yang tepat dan yang memudahkan Anda untuk menyadarinya di waktu yang tepat dan tempat yang tepat, Anda bisa lupa melakukannya."