Nationalgeographic.co.id—Romawi kuno terkenal dengan banyak hal, seperti gladiator, kekuasaan, dan kaisar. Namun kontribusi Romawi yang paling abadi adalah jalan. Jalan yang dibangun memiliki jaringan luas yang saling terhubung, membentang sepanjang 320.000 km. Uniknya, semua jalan ini mengarah ke Roma.
Sisa-sisa jalan ini dapat ditemukan di seluruh Eropa, sebagian Afrika Utara, dan Timur Tengah. Jalan Romawi Kuno melintasi bentang alam, dari Skotlandia hingga Mesopotamia, Rumania hingga Sahara.
320.000 km jalan yang dibangun ini membentuk kerangka bagi kekaisaran.
Jalan Romawi paling awal dibangun untuk menghubungkan kota di Tiber dengan kota-kota lain di Semenanjung Italia. Seiring berkembangnya pengaruh Roma, sistem jalan mereka juga berkembang.
Jalan menjadi arteri yang menghubungkan wilayah baru dan masyarakat ke peradaban Romawi dan akhirnya Kekaisaran Romawi. Sekitar 30 jalan dari semua titik di Italia yang terhubung dengan Roma, banyak yang mencantumkan nama pembuatnya. Misalnya Via Appia yang dinamai Appius Claudius. Atau nama tujuan, seperti Via Ardeatina yang menuju ke Ardea, sekitar 40 km dari Roma.
Jalan adalah "DNA" Romawi sejak awal. Lex XII Tabularum atau Hukum Dua Belas Tabel adalah kumpulan kebijakan tertulis paling awal. Kebijakan ini juga memiliki aturan untuk jalan, menetapkan lebar standar 2,36 m untuk jalan lurus dan 4,72 m untuk jalan melengkung.
Via Appia, komponen penting ekonomi dan militer Romawi
Via Appia bisa jadi merupakan jalan Romawi yang paling terkenal. Dilapisi dengan lempengan basal besar, dibangun pada abad keempat SM di bawah arahan Sensor Appius Claudius. Pada awalnya, jalan tersebut menghubungkan Roma dengan Capua, sekitar 211 km jauhnya di wilayah Campania, Italia. Pada 244 SM jalan diperpanjang ke selatan sebanyak 320 km untuk mencapai kota pelabuhan Brundisium di pantai Adriatik Italia selatan.
Menjadi saluran utama dari Roma ke pelabuhan Adriatik dan Mediterania, Via Appia menjadi komponen penting ekonomi Romawi serta militernya. Membangun Via Appia merupakan pekerjaan besar, namun kualitas jalan yang baik terlihat selama berabad-abad.
Penyair Romawi abad pertama, Statius, menyebutnya longarum regina viarum (ratu jalan panjang). Bahkan sejarawan Bizantium abad keenam, Procopous, memuji teknik pembuatannya. “Ini adalah pencapaian yang luar biasa. Batu-batu harus diangkut dari tempat yang jauh, dihaluskan, dan dipotong menjadi bentuk-bentuk sudut,” tulisnya.
Selama republik, pembangunan jalan adalah tanggung jawab sensor (disebut demikian karena mereka mempertahankan sensus warga Romawi). Dalam hal perbaikan jalan sangat diperlukan, dapat ditunjuk seorang kurator untuk mengawasi pekerjaan tersebut.
Tahun 31 SM Kaisar Augustus mengambil alih perbaikan semua kerusakan yang disebabkan oleh perang saudara selama satu abad. Setelah menjadi pengawas jalan dan pada tahun 20 SM, Augustus menunjuk hakim (kurator viarum) untuk mengawasi jalan. Hakim itu bertanggung jawab memberikan kontrak serta mengawasi pekerjaan konstruksi dan pemeliharaan.