Baca Juga: Alih-Alih Berlian, Mutiara Jadi Simbol Kekayaan dan Prestise Romawi
Baca Juga: Bulla, Kalung Jimat bagi Anak-Anak Romawi sebagai Pelindung Diri
Baca Juga: Decimatio: Hukuman bagi Prajurit Romawi yang Pengecut dalam Peperangan
Saat ini terkadang sulit untuk mengidentifikasi jalan kuno sebagai jalan Romawi. Morales mengungkapkan ini karena teknik pembuatan jalan yang canggih, sehingga cara itu diadopsi lagi pada abad ke-18.
Pada zaman Romawi tentara, petani, dan pedagang sering memakai sepatu yang disebut caligae. Sepatu ini memiliki kancing di bagian bawah untuk melindungi sol kulit mereka. Seringkali kancing ini jatuh dan tersangkut di jalan. “Ini meninggalkan petunjuk berharga bagi para arkeolog masa depan untuk membantu membuktikan asal usul situs Romawi,” ungkap Morales.
Jalan Romawi tidak hanya memudahkan transportasi tentara, perbekalan, dan perdagangan, tetapi juga mendukung pertumbuhan komunitas dan layanan baru.
Agar para pelintas jalan tidak kelelahan, mereka bisa berhenti di sebuah mansion. Ini adalah sebuah perusahaan layanan resmi yang dapat ditemukan di sepanjang jalan Romawi.
Fasilitas ini, dikelompokkan di sekitar halaman tengah, memiliki kandang kuda dan palung untuk kuda, tempat makan, dan tempat tidur. Beberapa menawarkan pemandian umum sehingga membersihkan diri sebelum melanjutkan perjalanan.
Ketika Republik Romawi dan kemudian kekaisaran berkembang, demikian pula jaringan jalannya. Augustus memahami pentingnya arteri ini, tidak hanya untuk memindahkan tentara dan perdagangan, tetapi juga sebagai simbol. Ini menjadi sebuah jaringan, dibuat dari pengetahuan teknis, menyatukan kekaisaran yang sedang tumbuh, dan memberikan rakyat keuntungan dari pemerintahan Romawi.
Jalan baru dibangun di tanah yang baru ditaklukkan di Inggris dan di Suriah. Saat ini banyak jalan Romawi telah menjadi fondasi bagi jalan raya utama dan jalan raya di bekas jajahan Romawi. “Bukti keterampilan para insinyur yang merancang dan membangunnya,” Morales menambahkan.