Proyek Galileo: Pencarian Teknologi Alien di Tata Surya Kita

By Utomo Priyambodo, Senin, 21 Maret 2022 | 20:00 WIB
Dari manakah Oumuamua berasal? (dottedhippo/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id—Dalam Rendezvous With Rama, novel pemenang penghargaan tahun 1973 karya Arthur C Clarke, diceritakan sebuah pesawat luar angkasa silinder misterius sepanjang 50 kilometer memasuki Tata Surya. Sebuah misi luar angkasa kemudian dijalankan untuk mencegat dan mempelajarinya sebelum pesawat antariksa misterius itu terbang kembali dan ditelan oleh kegelapan ruang antarbintang.

Cerita fiksi ilmiah itu kini seolah berubah menjadi fakta ilmiah. Ahli astrofisika Prof Avi Loeb dari Harvard University percaya 'Oumuamua, objek antarbintang misterius yang terbang melalui Tata Surya pada tahun 2017, mungkin merupakan artefak alien mirip Rama. Tetapi sebagai seorang ilmuwan dan bukan penulis fiksi ilmiah, dia menginginkan data.

"Dengan pemikiran itu, saya telah menyiapkan Proyek Galileo," katanya. "Tujuannya adalah untuk memindai langit untuk 'Oumuamua berikutnya dan mengirim misi luar angkasa untuk terbang melewatinya dan memotretnya."

Lebih dari 100 ilmuwan, yang dipimpin oleh Loeb, terlibat dalam Proyek Galileo. Mereka secara halus menggeser penekanan Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) dari mencari tanda-tanda biologi atau sinyal elektromagnetik alien menjadi berburu objek-objek sebagai tanda-tanda teknologi alien. Loeb menganggap perubahan ini sudah lama tertunda.

"Selama 70 tahun kita telah menggonggong pohon yang salah," kata Loeb, mengacu pada selama 70 tahun yang aneh ini para astronom telah mencari sinyal radio cerdas dari Galaksi kita.

"Pencarian itu didasarkan pada asumsi bahwa makhluk luar angkasa berkomunikasi melalui gelombang radio, sebuah teknologi yang telah kita gunakan selama lebih dari satu abad dan yang mungkin telah lama ditinggalkan oleh makhluk luar angkasa canggih," tambahnya seperti diberitakan Science Focus.

"Saya pikir strategi yang lebih baik adalah mencari artefak-artefak: teknologi alien."

Tidak semua orang setuju tentang pergeseran penekanan SETI ini. "Namun, saya setuju, bahwa apa yang disebut artefak-artefak SETI tampaknya mendapat lebih banyak daya tarik akhir-akhir ini," kata Prof Jason Wright, seorang astronom dan astrofisikawan di Pennsylvania State University. Namun, dia menunjukkan bahwa "sangat sedikit pencarian yang dilakukan".

Tempat terbaik untuk mencari artefak-artefak yang dimaksud, kata Loeb, adalah di Tata Surya alias 'kotak surat' kita, tempat 'paket' luar bumi telah terkumpul selama 4,55 miliar tahun.

Teknologi alien bisa berakhir di halaman belakang kita baik karena disengaja atau kebetulan. Pada tahun 1996, Dr Alexey Arkhipov dari Institute of Radio Astronomy di Kharkiv, Ukraina, menunjukkan bahwa potongan-potongan teknologi luar angkasa kita tidak dapat terhindar terlempar dari Tata Surya oleh peristiwa-peristiwa seperti tabrakan dan ledakan di ruang angkasa. Begitu pula sebaliknya, materi-materi dari peradaban luar angkasa alien sangat mungkin berakhir di Tata Surya.

Meski demikinia, Bumi memiliki cuaca dan aktivitas geologis yang membentuk kembali permukaannya, sehingga artefak-artefak alien atau asing apa pun akan sangat sulit ditemukan. Tetapi benda lain di Tata Surya, dengan permukaan yang tidak berubah, seperti Bulan, akan menjadi taruhan yang lebih baik.

"Bulan itu seperti museum," kata Loeb. "Kita harus menjelajahi permukaannya untuk mencari peralatan yang tidak kita kirim."