Kisah Flavius Belisarius, Komandan Romawi Terakhir yang Disegani

By Sysilia Tanhati, Selasa, 22 Maret 2022 | 08:00 WIB
()

Nationalgeographic.co.id—Flavius ​​Belisarius menjabat sebagai komandan militer Kekaisaran Bizantium pada masa pemerintahan Kaisar Justinian I. Justinian I, yang naik takhta pada tahun 527, mengatalisasi kesuksesan Belisarius. Setelah menjadi kaisar, Justinian I meluncurkan serangkaian usaha untuk merebut kembali wilayah barat kekaisaran. Ini terutama wilayah di sekitar Kartago dan Afrika.

Operasi militer ini membuatnya mendapatkan gelar 'Kaisar Romawi Terakhir.' Untuk memimpin operasi militernya, Justinianus membutuhkan seorang jenderal yang cerdas dan dapat dipercaya.

Belisarius sangat cocok untuk posisi ini. Antara usia 25 hingga 30 tahun, ia bertugas memimpin komando militer di front timur, tugas yang berat bagi seorang perwira muda.

Belisarius menarik perhatian kaisar dengan etos kerjanya sebagai perwira inovatif untuk kekaisaran.

Kerja keras Belisarius

Salah satu tugas pertama Belisarius melibatkan pembentukan resimen pengawal kavaleri berat. Ini merupakan unit multiguna yang dapat bertempur dari jauh dan menyerang langsung ke pasukan musuh dan berhasil keluar. Upaya gigihnya memperluas pengawal ini menjadi resimen rumah tangga pribadi yang terdiri dari 1.500 tentara.

“Strategi Belisarius diterapkan pada resimen pengawalnya kemudian diadopsi oleh semua tentara Kekaisaran Romawi,” ungkap Sal dilansir dari laman History of Yesterday.

Ia memainkan peran besar dalam proyek Kaisar Justinian untuk mendapatkan kembali bekas wilayah Kekaisaran Romawi Barat. Wilayah ini hilang dari suku-suku Jermanik satu abad sebelumnya. Belisarius berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah Mediterania. Karena usahanya ini, ia pun dianggap sebagai pahlawan oleh masyarakat.

Setelah diangkat sebagai komandan militer, penaklukan pertama Belisarius termasuk konfrontasi langsung dengan Kekaisaran Sassanid selama perang Iberia. Perang Iberia terjadi pada musim panas tahun 530. Perang ini mengikuti Pertempuran Dara, di mana Belisarius juga memimpin pasukan Romawi menuju kemenangan.

Namun, ini mengikuti kekalahan taktis di Pertempuran Callinicum, dan menghasilkan negosiasi dengan Persia. Peristiwa itu dikenal sebagai perjanjian "Perdamaian Abadi", di mana Kekaisaran Romawi harus membayar orang Persia dengan upeti yang berat. Sal mengungkapkan, “Pembayaran ini dilakukan selama bertahun-tahun.”

Perwira militer tertinggi Romawi

Pada tahun 532, Belisarius menjadi perwira militer berpangkat tertinggi di seluruh ibukota Kekaisaran Konstantinopel. Posisi ini membuat ia diangkat menjadi tangan kanan kaisar. Inilah mengapa Belisarius ditugaskan untuk menekan pemberontakan yang pecah di antara faksi-faksi penggemar balap kereta di kekaisaran.