Anjing Perang: Sebuah Fakta Sejarah Perang yang Telah Dihapuskan

By Agnes Angelros Nevio, Sabtu, 26 Maret 2022 | 11:00 WIB
Anjing-anjing perang Spanyol mengeluarkan isi perut penduduk asli sementara para penakluk sedang menonton ()

Columbus adalah orang pertama yang menggunakan anjing perang di Amerika

Ketika Christopher Columbus (1451-1506) melakukan pelayaran keduanya ke Amerika (1493-1496), dia mengharapkan masalah, oleh karena itu dia mengemas senapan, pedang, dan anjing perang.

Columbus melepaskan anjing kepada pribumi Hispaniola pada 1493 dan pada pribumi Jamaika pada 1494 untuk menakut-nakuti mereka.

Kesadaran penuh tentang betapa efektifnya anjing perang sebagai senjata melawan pribumi datang selama Pertempuran Vega Real di pulau Hispaniola pada tahun 1495.

 Baca Juga: Monumen Colombus, Kenangan Untuk Sang Penjelajah yang Kesasar

 Baca Juga: Keseharian Calon Prajurit Suku Aztec, Digantung Jika Lakukan Salah

 Baca Juga: Machu Picchu, Sebuah Kesalahan Nama untuk Merujuk Kota Inca Kuno

Columbus memimpin 200 pria, dua puluh penunggang kuda, dan dua puluh mastiff ke dalam pertempuran melawan 10.000 pribumi Arawak.

Salah satu anak buah Columbus, Alonso de Ojeda, belajar seni menggunakan anjing perang dalam pertempuran selama serangan Spanyol melawan bangsa Moor di Eropa.

Selama puncak pertempuran, Ojeda melepaskan anjing-anjing perang pada Pribumi yang tidak curiga sambil berteriak "Tomalos!" (dalam bahasa Spanyol "Bawa mereka!").

Efek dari anjing-anjing itu benar-benar mengerikan. Hewan-hewan yang kebingungan mencengkeram perut dan tenggorokan orang-orang Indian itu. Mereka mengeluarkan isi perutnya dan mencabik-cabiknya. Pribumi kalah telak.

Becerrillo: Anjing perang paling ganas sepanjang masa