Angin Segar untuk Konservasi Badak Sumatra: Seekor Bayi Telah Lahir!

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 29 Maret 2022 | 10:00 WIB
Seekor bayi badak sumatra telah lahir di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK). Jumlah badak sumatra kini genap menjadi delapan ekor dan usaha konservasi masih terus berlanjut. (Biro Humas KLHK)

"Dengan kelahiran anak badak Rosa di SRS TNWK ini, kita menaruh harapan untuk dapat terus mendapat kabar bahagia dari kelahiran-kelahiran badak sumatera lainnya di masa depan,” ujar Wiratno.

Rosa berpose bersama dengan anak bayinya. Kelahiran ini menambah udara segar dalam usaha konservasi badak sumatra yang terancam punah. (Biro Humas KLHK)

Dia menambahkan, kelahiran bayi badak sumatra ini berkat kerja sama dari bantuan tim dokter hewan dan para perawat yang mengawasi sejak kehamilan Rosa, dan kelahirannya.

Tim dokter yang menangani proses persalinan ini dipimpin Zulfi Arsan, ketua tim dokter hewan SRS TNWK. Zulfi dan tiga dokter hewan lainnya dalam tim telah melihat  dan mengawasi tanda-tanda akan kelahiran pada Rosa sekitar 09.00 WIB.

Kemudian, mereka melakukan proses persalinan berlangsung selama tiga jam bersama para perawat. Selain tim SRS TNWK, beberapa pihak juga turut dalam tim tindakan siaga dalam persalinan ini.

Sebelumnya, terang Zulfi, selama masa kehamilannya, Rosa juga mendapatkan pemberian tambahan hormon penguat janin hingga menjelang masa kelahiran. Para dokter kandungan hewan juga secara rutin mengawasi janin di tubuh sang induk dengan USG, dan memberikan pakan yang cukup sebagai sumber nutrisi.

Kelahiran bayi oleh Rosa bukanlah pertama kalinya di SRS TNWK. Mei 2016, Delilah yang merupakan adik Andatu telah lahir, dengan namanya yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo. Sedangkan Andatu sendiri lahir pada 23 Juni 2012 yang lahir di penangkaran setelah 124 tahun dari kelahiran anak badak sumatra terakhir di Calcutta Zoo, India, dengan perkawinan badak jantan Andalas dan Ratu.

"Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas adalah satu-satunya tempat pengembangbiakan badak sumatera secara alami dengan dukungan teknologi serta kolaborasi keahlian, baik dari dalam dan luar negeri," ujar Kepala Balai TNWK Kuwandono.

"SRS TNWK yang diresmikan pada tahun 1998 merupakan program kerja sama antara Balai TNWK KLHK dengan YABI untuk menghasilkan anak badak sumatera sebanyak-banyaknya, sesuai kondisi yang aman untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak sumatera yang kini terancam punah," ungkapnya.