Fosil Spesies Baru Bebek yang Bisa Menyelam Ditemukan di Selandia Baru

By Ricky Jenihansen, Selasa, 29 Maret 2022 | 15:00 WIB
Trevor Worthy, ahli paleontologi di Flinders University sedang melakukan penggalian. (Worthy et al.)

Nationalgeographic.co.id—Tim ilmuwan yang dipimpin University of Otago's melaporkan telah menemukan fosil spesies baru yang memiliki kemampuan menyelam dan telah punah. Fosil tersebut ditemukan di salah satu situs fosil terkaya di Selandia Baru, di St Bathans di Otago.

Spesies bebek selam yang baru diidentifikasi adalah spesies keempat dalam genus Manuherikia. Manuherikia primadividua hidup antara 16 dan 19 juta tahun yang lalu di danau paleola besar yang disebut Danau Manuherikia. Penemuan tersebut telah menambah daftar penemuan fauna sebelumnya di St Bathans.

Seperti diketahui, fauna St Bathans adalah kumpulan vertebrata non-laut yang sangat beragam yang berasal dari Formasi Bannockburn Miosen bawah (19–16 Ma) yang tersingkap di Central Otago, Selandia Baru. Disimpan di palaeolake Manuherikia, sisa-sisa unggas air mendominasi kumpulan unggas, yang, dengan delapan spesies yang telah diketahui dalam empat genera. Lokasi tersebut adalah salah satu situs yang sangat beragam secara global.

Rincian temuan tersebut telah dipublikasikan di jurnal Geobios. Laporan penelitian tersebut dapat diakses secara daring dengan judul "A new species of Manuherikia (Aves: Anatidae) provides evidence of faunal turnover in the St Bathans Fauna, New Zealand".

Fragmen fosil yang ditemukan di St Bathans di Otago. (Worthy et al.)

Para peneliti telah bekerja di daerah itu selama lebih dari 20 tahun, mengungkap hewan yang hidup jutaan tahun yang lalu. Sisa-sisa fosil bebek itu ditemukan dari Formasi Bannockburn Miosen Awal yang tersingkap di dekat kota modern St Bathans, Central Otago, Selandia Baru.

Sejauh ini para peneliti telah menemukan tūpuna dari kiwi dan tuatara saat ini di lokasi tersebut. Para peneliti juga beberapa spesies yang lebih eksotis seperti kerabat flamingo dan buaya. Semua hewan tersebut pernah tinggal di atau di sekitar danau palaeo raksasa bernama Danau Manuherikia.

  

Baca Juga: Fosil Spesies Dinosaurus Berparuh Bebek Ditemukan di Missouri, AS

Baca Juga: Penemuan Fosil Hewan Berkaki 10 yang Namanya Mirip Presiden US

Baca Juga: Penemuan Dua Spesies Baru Burung di Dekat Tembok Besar Tiongkok

 

"Bebek itu tampaknya telah menggantikan spesies bebek lain yang terkait, Manuherikia lacustrina, di beberapa titik dalam periode 3 juta tahun yang tersimpan dalam catatan fosil di St Bathans," kata Dr. Trevor Worthy, ahli paleontologi di Flinders University kepada sci-news.

Ia mengatakan, mereka belum menemukan dua bebek ini di lapisan fosil yang sama. "Kami pikir itu karena mereka hidup pada waktu yang berbeda, dengan Manuherikia primadividua kalah bersaing dan akhirnya menggantikan sepupunya yang lebih tua," kata Worthy.

Pergantian spesies bebek mungkin terjadi bersamaan dengan perubahan vegetasi di wilayah tersebut. Hal itu diungkapkan oleh penelitian serbuk sari beberapa tahun lalu. Jika demikian, ini mungkin bukti perubahan iklim yang mempengaruhi Fauna St Bathans.”

Impresi seniman entang bebek Manuherikia. (Tom Simpson)

Manuherikia primadividua adalah satu dari empat spesies dalam genus Manuherikia yang ditemukan oleh ahli paleontologi di St Bathans, dan satu dari sembilan spesies unggas air. Penemuan Manuherikia primadividua dan Manuherikia lacustrina akan memungkinkan banyak penemuan lain dari St Bathans untuk diberi penanggalan, menurut Dr. Paul Scofield, kurator senior sejarah alam di Museum Canterbury.

"Jika kita menemukan spesies baru di samping fosil Manuherikia lacustrina, kita tahu ia hidup pada periode awal ini, sedangkan jika bersama spesies baru, ia hidup sedikit lebih lama," Scofield menjelaskan.

Jadi ini, katanya, memungkinkan bagi mereka untuk mulai menempatkan semua hewan yang kami temukan di St Bathans dalam semacam urutan kronologis untuk pertama kalinya. Penemuan Manuherikia primadividua mendasari pentingnya mengetahui dengan tepat dari lapisan mana fosil berasal.

"Ini adalah langkah penting dalam membangun gambaran tentang bagaimana hewan dan tumbuhan yang hidup di danau purba ini berubah dari waktu ke waktu, kata Scofield.