Riwayat Kedekatan Guru dan Murid: Aristoteles dan Alexander Agung

By Galih Pranata, Rabu, 30 Maret 2022 | 10:00 WIB
Aristoteles telah mengajari Pangeran Alexander setelah diminta Raja Makedonia Kuno, Phillip II. (Stock Montage)

Nationalgeographic.co.id—Alexander Agung dikenal sebagai karismatik, kejam, brilian dan haus darah. Tiga belas tahun pemerintahannya sebagai raja Makedonia mengubah jalannya sejarah Eropa dan Asia.

"Filsuf Yunani Aristoteles mengajari Alexander remaja selama pemerintahan Phillip II," tulis History dalam artikelnya berjudul Macedonia: Alexander The Great yang dipublikasi pada 21 Agustus 2018.

Alexander Agung dibesarkan dengan ilmu pengetahuan. Para sarjana telah menghubungkan keterampilan diplomatik Alexander dengan kebiasaan membawa buku bersamanya dalam kampanye militer, diduga berkat pengaruh Aristoteles.

Alexander naik takhta pada usia 20 setelah pembunuhan ayahnya. Dia dengan cepat memanfaatkan kekuatan militer Liga Hellenic, mengumpulkan pasukan lebih dari 43.000 infanteri dan 5.500 kavaleri.

Pada 334 SM, ia memimpin pasukan Makedonia melintasi jalur sempit Hellespont (sekarang disebut Dardanella) ke barat laut Turki.

"Dalam satu kampanye militer panjang yang berlangsung selama 11 tahun, ia menaklukkan Kekaisaran Persia, menjadikan Makedonia sebagai kekaisaran terbesar dan terkuat di dunia," imbuhnya.

Makedonia kuno adalah sebuah peradaban dengan budaya yang kaya akan pencapaian artistik dan kemajuan ilmiah.

Pendekatan filosofisnya telah membuat Alexander mengikuti gaya pemikiran Aristoteles. (Wikimedia Commons)

Aristoteles, yang dianggap oleh beberapa orang sebagai bapak filsafat barat, telah menyusun beberapa karyanya yang paling penting pada masa pemerintahan Alexander Agung, termasuk risalah tentang fisika dan metafisika (cabang filsafat yang membahas sifat realitas).

Ia dianggap secara tradisional berjasa dalam khazanah keilmuan Makedonia, terkait dengan Socrates dan Plato sebagai tiga serangkai dari tiga filsuf Yunani terbesar sepanjang sejarah.

Begitu juga dengan muridnya, Alexander Agung. Alexander membawa karya-karya Aristoteles bersamanya pada sebuah kampanye dan memperkenalkan filsafat Aristotelian ke timur ketika ia menaklukkan Kekaisaran Persia.

Melalui Alexander, karya-karya Aristoteles tersebar ke seluruh dunia yang dikenal pada masa itu, mempengaruhi filsafat kuno dan memberikan landasan bagi perkembangan teologi Yahudi, Kristen, dan Muslim.