Medan atau elevasi topografi area itu dianalisis oleh Singer dan tim. Mereka mengungkap rincian tentangnya dengan lebih jelas berkat pencahayaan miring pada terminator (garis yang memisahkan siang dan malam).
"Sisi Wright Mons dan sebagian besar daerah sekitarnya termasuk kenaikan besar di dekatnya menunjukkan tekstur bergelombanga atau berbukit kecil yang bervariasi dalam panjang gelombang atau skala dari beberapa hingga sekitar 20 kilometer, dengan lebar paling umum antara enam sampai 12 kilometer," terang Singer dan tim.
Singer dan tim menulis, pemandangan seperti ini belum pernah didapati oleh para ilmuwan lainnya, terutama menggali planet-planet besar di Sabuk Kuiper.
Para peneliti kemudian melakukan analisis mendalam terhadap fitur ini. Mereka menemukan bahwa medan tersebut kemungkinan masih terbentuk oleh kryovolkanisme. Fitur itu membuat Pluto memiliki medan yang unik dibandingkan yang dimiliki benda tata surya lainnya, karena lingkungannya juga berbeda, tulis tim.
Selain itu, Singer dan tim juga menemukan bahwa lanskap yang dihasilkan kryovolkanisme juga ditemukan di tepi Sputnik Planitia.
Dalam analisis mereka, pembuatan medan seperti itu akan membutuhkan beberapa titik letusan dan sejumlah material dari hasil letusan yang diperkirakan 10.000 kilometer kubik, atau dua kali lebih besar dari letusan gunung purba Toba (sekitar 5.000 kilometer kubik).
Jika hasil pembentukan medan membutuhkan letusan sebesar itu, misteri baru muncul untuk para ilmuwan. Sebab, urai Singer dan tim, perlu dipahami kedalaman Pluto untuk menghasilkan kryovolkanisme sebsar itu. Mereka menduga, bisa saja ada jaringan patahan yang mendalam di bawah medan telah tertutup oleh kryomagma yang mengalir dan mengeras.
"Rentang fitur cryovolcanic yang ditemukan di tata surya beragam. Dengan kondisi dan material permukaan yang berbeda yang ada di Pluto, sangat mungkin bahwa pergerakan material apa pun ke permukaan mungkin tidak menyerupai benda antariksa lain," tulis Singer dan tim.
"Ekstrusi material es ke permukaan benda dengan suhu yang sangat rendah, tekanan atmosfer rendah, gravitasi rendah, dan banyaknya es yang mudah menguap yang ditemukan di permukaan Pluto menjadikannya unik di antara tempat-tempat yang dikunjungi di Tata Surya." Mereka menyimpulkan, walau Pluto sangat jauh dan beku, bisa jadi statusnya jauh dari sekedar objek antariksa yang telah mati dan lembam.