Tak Tersentuh Selama 4.000 Tahun, di Mana Makam Ratu Mesir Hetepheres?

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 2 April 2022 | 14:00 WIB
Di balik semua debat dan misteri, makam Hetepheres bisa jadi contoh yang sangat baik dari pekerjaan detektif. (MusicAnimal/Wikimedia)

Kekuatan hubungan masyarakat

Lahir pada tahun 1867 di Indianapolis, George Reisner sangat dihormati di kalangan Egyptology, setelah melakukan survei arkeologi utama di wilayah Nubia (sekarang di Mesir selatan dan Sudan).

Pada tahun 1902, ahli Mesir Gaston Maspero membagi dataran tinggi Giza di antara ekskavator terbaik saat itu. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penjarahan dan kerusakan. Bagian tengah dari situs besar itu diberikan kepada Reisner.

Reisner bekerja di era baru teknologi abad ke-20. Dia bisa menggunakan telegraf untuk mengirim komunike transatlantik dengan timnya. Namun dia juga modern dengan cara lain. Penemuan menakjubkan Carter tentang makam Tutankhamun membuat Reisner menyadari kekuatan hubungan masyarakat.

Keputusannya untuk menyegel kembali makam yang utuh (secara resmi diberi label G7000X) didasarkan pada beberapa faktor. Ini termasuk keyakinannya bahwa dia adalah satu-satunya orang yang cukup kompeten untuk melakukan penggalian penuh.

Dengan menunda penggalian sampai dia bisa melakukan perjalanan ke Mesir, Reisner juga bisa mengendalikan narasinya. Media adalah bagian penting dari proses itu.

Spekulasi beredar bahwa makam itu adalah makam firaun dinasti ke-4 Snefru. Dari Boston, Reisner membalas dengan menegaskan keyakinannya bahwa itu milik seorang wanita kerajaan.

Tugas Reisner di Amerika Serikat menunda pembukaan kembali makam G7000X hingga Januari 1926. Saat akhirnya memasuki ruangan yang berisi sarkofagus, Reisner menemukan bahwa perabotan berlapis emas di dalamnya rusak oleh air. Kondisinya yang sangat buruk membuat ia khawatir akan runtuh. Pekerjaan rumit untuk mengambil pecahan kayu dan tatahan sangat melelahkan.

Selain kanopi dan tempat tidur, kursi berlengan dan kursi jinjing yang rumit ditemukan di makam itu. Pemilik makam itu tertulis di kursi pembawa. Ini semakin menegaskan gagasan Reisner bahwa makam itu milik seorang wanita.

Nama yang tertulis adalah "Hetepetheres," yang merupakan ibu dari Khufu, raja kedua dari dinasti ke-4 dan pembangun Piramida Besar. Makamnya telah tersembunyi di balik bayangan monumen itu selama lebih dari empat milenium.

Mayat raib dari makam

Sarkofagus pualam Hetepheres dibuka pada Maret 1927, tetapi tidak berisi sisa-sisa manusia. Sejarawan masih memperdebatkan apa yang mungkin terjadi pada Hetepheres.