Munculnya Negeri-negeri Islam di Sumatra Jadi Tonggak Penyebaran Agama

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 3 April 2022 | 08:00 WIB
Aceh yang lokasinya berada di ujung barat kepulauan Asia Tenggara, menghasilkan penyebaran agama Islam berlangsung sejak abad pertama Hijriah. (Zika Zakiya)

Nationalgeographic.co.id - Ketika perkembangan Islam sedang berjaya di Timur Tengah, dan Eropa menghadapi masa kegelapannya, Islam bertumbuh dan tersebar ke arah timur dunia. Perlahan-lahan, kerajaan atau kesultanan Islam terbentuk di India, memengaruhi dinasti Tiongkok (Mongol), dan juga kepulauan Asia Tenggara.

Islam di kepulauan Asia Tenggara membutuhkan proses yang panjang dari sekadar hubungan dagang yang membuat beberapa penduduk berpindah agama, hingga akhirnya berdampak pada politik penguasa.

Negeri Sumatra-lah yang pertama kali terpapar Islamisasi, karena lokasinya selalu ramai untuk dilewati jalur laut internasional. Rute itu menghubungkan perdagangan laut dunia dari barat (India dan Timur Tengah) dan timur (Tiongkok).

Bahkan, nama Sumatra diyakini diadopsi dari penamaan yang dibuat oleh Ibnu Battutah , seorang petualang dari Maroko ketika menyambangi Kerajaan Samudera (Samudera Pasai).

Baca Juga: Menelisik Asal Nama 'Sumatra' dalam Catatan Penjelajah Barat dan Islam

Baca Juga: Cerita Anton Stolwijk Membuka Potret Sejarah Perang Aceh-Belanda

 Baca Juga: Arca Megalitik Pasemah Ungkap Kehidupan Berdampingan Manusia dan Gajah

Dalam catatan perjalanannya Ar-Rihlah ilal Masyriq (yang biasa disingkat Al-Rihlah) tahun 1345 ia tiba di sana. Saat itu Samudera Pasai, atau Samatrah, dipimpin oleh Sultan Malik Az-Zahir yang menyambutnya dengan ramah.

"Menurut Ibn Batuthah, penduduk Samatrah (Samudera) menganut mazhab Syafi'i. Informasi mengenai mazhab Syafi'i ini sangat penting, sebab membuktikan bahwa Islam di Indonesia berasal langsung dari Arab, bukan dari Gujarat atau daerah india lainnya yang bermazhab Hanafi," tulis K. Subroto, peneliti di Lembaga Kajian Syamina dalam makalah Negara Islam di Sumatra 840 - 1903 M.

Penggunaan nama Sumatra untuk merujuk pulau terbesar di paling barat Indonesia ini bertahan hingga sekarang. Padahal, orientalis Inggris abad ke-19 William Marsden dalam The History of Sumatra, nama Sumatra sendiri asing bagi penduduk setempat yang menyebut negerinya sebagai Perca.

"Kontak paling awal antara penguasa di kepulauan Hindia dengan kekhalifahan Islam di Timur Tengah sejak masa Kekhalifahan Bani Umayah yang kala itu dipimpin oleh Khalifah Muawiyah (berkuasa 661-680 M)," terang Subroto. Muawiyah adalah putra dari Abu Sufyan, saudagar Mekah yang masuk Islam dalam peristiwa Pembebasan Mekah oleh Nabi Muhammad.

Namun diketahui kerajaana Islam pertama di Sumatra adalah Kerajaan Perlak (Peureulak) di Aceh, yang kemudian disusul oleh Lamuri dan Samudera Pasai.