Menggali Sejarah Pembentukan Bumi dari Gas Helium Kuno yang Bocor

By Wawan Setiawan, Rabu, 6 April 2022 | 08:00 WIB
Para peneliti menduga bahwa inti bumi menyimpan cadangan besar gas langka, helium-3. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi baru telah mengungkapkan tentang kebocoran helium-3 dari inti bumi, yang merupakan isotop langka gas helium. Karena hampir semua helium-3 berasal dari Big Bang, kebocoran gas ini menambah bukti bahwa Bumi terbentuk di dalam nebula surya, yang telah lama diperdebatkan oleh para ilmuwan.

Helium-3 telah diukur di permukaan bumi dalam jumlah yang relatif kecil. Tetapi para ilmuwan tidak tahu berapa banyak yang bocor dari inti bumi, di mana bertentangan dengan lapisan tengahnya yang disebut mantel.

Studi tersebut menunjukkan inti sebagai sumber utama helium-3 untuk Bumi. Helium-3 adalah isotop, atau varian, dari helium yang memiliki satu neutron, bukan dua neutron biasa di nukleusnya. Ini adalah gas langka, hanya menyusun 0,0001% helium di Bumi. Beberapa proses alami dapat menghasilkan helium-3, seperti peluruhan radioaktif tritium, tetapi helium-3 dibuat terutama di nebula surya, yaitu awan gas dan debu besar yang berputar seperti yang memunculkan Tata Surya kita. Karena helium adalah salah satu elemen paling awal yang diproduksi di alam semesta, maka sebagian besar helium-3 dapat ditelusuri kembali ke Big Bang.

Gambar yang diambil oleh Teleskop Hubble ini menunjukkan Lagoon Nebula. Setelah Big Bang, sejumlah besar gas langka helium-3 dibuat, dan partikel gas ini menjadi bagian dari nebula, salah satunya kemudian memunculkan tata surya kita. Jumlah helium-3 yang bocor dari inti logam bumi menunjukkan bahwa planet kita terbentuk di dalam nebula dengan konsentrasi helium-3 yang tinggi. (NASA/ESA)

Saat sebuah planet tumbuh, ia mengumpulkan materi dari sekitarnya, sehingga komposisinya mencerminkan lingkungan di mana ia terbentuk. Untuk mendapatkan konsentrasi tinggi helium-3 jauh di dalam inti, Bumi harus terbentuk di dalam nebula surya yang berkembang, bukan di pinggirannya ataupun selama fase memudarnya.

Penelitian baru ini telah menambahkan petunjuk lebih lanjut untuk misteri seputar pembentukan Bumi, memberikan bukti tambahan pada teori bahwa planet kita terbentuk di dalam nebula surya. Hasil studi ini telah diterbitkan dalam jurnal AGU Geochemistry, Geophysics, Geosystems pada 28 Maret 2022 berjudul Primordial Helium-3 Exchange Between Earth's Core and Mantle. Studi ini telah menerbitkan penelitian tentang kimia, fisika, geologi dan biologi proses Bumi juga planet.

“Sekitar 2.000 gram helium-3 bocor keluar dari Bumi setiap tahun, cukup untuk mengisi balon seukuran meja Anda," kata penulis utama studi Peter Olson, ahli geofisika di University of New Mexico, seperti yang dilaporkan Tech Explorist. "Ini adalah keajaiban alam, dan petunjuk bagi sejarah Bumi, bahwa masih ada sejumlah besar isotop ini di bagian dalam Bumi."

  

Baca Juga: Dinosaurus Punah Akibat Serbuan Gas Belerang Setelah Tabrakan Asteroid

Baca Juga: Ilmuwan Memulihkan Gas dari Kapsul Waktu Batuan Bulan Misi Apollo 17

Baca Juga: 'Gerbang Menuju Neraka' Bangsa Romawi Dipenuhi Gas Beracun

Baca Juga: Astronom Tak Menduga Temukan Planet Raksasa Gas Terdekat dengan Bumi