Nationalgeographic.co.id—Belajar dari cerita film Netflix popular terbaru berjudul “Don’t Look Up” yang seolah mengajarkan kepada kita semua tentang pentingnya meningkatkan kesadaran publik akan potensi efek bencana dari dampak asteroid ke planet Bumi, penelitian baru ini berusaha menjelaskan bagaimana dampak Chicxulub 66 juta tahun yang lalu mengakibatkan kepunahan 75 persen hewan di Bumi, termasuk dinosaurus.
Sebuah asteroid besar, yang memiliki diameter kira-kira 10 kilometer ini, menghantam semenanjung Yucatán utara Meksiko, dampaknya mengeluarkan material yang kira-kira setara dengan area seukuran Connecticut dan lebih dari dua kali lebih tinggi dari Gunung Everest, sehingga mendistribusikannya ke seluruh dunia.
"Ledakan dan kejatuhan dampak memicu kebakaran yang meluas, bersamaan dengan debu batu, jelaga, dan bahan mudah menguap yang dikeluarkan dari kawah, menghapus matahari secara global dalam dampak musim dingin yang mungkin telah berlangsung bertahun-tahun, dan mengakibatkan kepunahan," kata Christopher Junium, seorang profesor ilmu Bumi dan Lingkungan yang memimpin kelompok penelitian Geobiologi, Astrobiologi, Paleoklimat, Paleoseanografi di Sekolah Tinggi Seni dan Ilmu Pengetahuan di Universitas Syracuse.
Para ilmuwan telah lama mengimplikasikan partikel halus sulfat di stratosfer sebagai agen utama perubahan iklim besar-besaran dan mengakibatkan kepunahan massal, tetapi tidak pasti mengenai nasib belerang. "Ada ketidakpastian mengenai seberapa jauh mencapai stratosfer di mana pengaruhnya terhadap iklim akan sangat diperbesar," kata Junium.
Selama beberapa dekade, teori kepunahan dinosaurus yang berlaku menunjukkan bahwa asteroid menabrak planet ini, lalu menyebabkan kehancuran dahsyat yang memusnahkan sebagian besar kehidupan di planet ini. Namun, tidak ada yang memperhatikan bahwa dampak Chicxulub ini telah melepaskan sejumlah besar belerang.
Dalam penelitian yang diterbitkan 21 Maret 2022 di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences berjudul Massive perturbations to atmospheric sulfur in the aftermath of the Chicxulub impact, sebuah tim gabungan dari Syracuse University, University of St Andrews di Skotlandia, University of Bristol di Inggris dan Texas A&M University menghubungkan tingkat belerang stratosfer yang tinggi dengan dampak dan lokasinya, yang kaya akan mineral sulfat gipsum.
Baca Juga: Tumbukan yang Memusnahkan Dinosaurus Terjadi Saat Musim Semi di Utara
Baca Juga: November Ini NASA Akan Meluncurkan Misi Pertahanan Melawan Asteroid
Baca Juga: Kepunahan Masa Kelam Usai Hujan Meteor yang Memusnahkan Dinosaurus
Source | : | Tech Explorist |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR