Baca Juga: Proses Hilangnya Ekor Kera 'Nenek Moyang Manusia' 25 Juta Tahun Silam
Akan tetapi pada saat itu, dia tidak memiliki data yang menunjukkan bahwa monyet atau kera lebih suka mencari dan memakan buah-buahan yang terfermentasi, atau bahwa mereka mencerna alkohol dalam buah tersebut. Para penelitian ini, mereka menganalisis kandungan alkohol dalam buah-buahan. Mahasiswa pascasarjana, Aleksey Maro yang terlibat dalam penelitian sedang melakukan studi paralel tentang kandungan alkohol dalam makanan simpanse berbasis buah di Uganda dan Pantai Gading.
"Ini (penelitian) adalah tes langsung dari hipotesis monyet mabuk," kata Dudley. "Bagian pertama, ada etanol dalam makanan yang mereka makan, dan mereka makan banyak buah. Kemudian, bagian kedua, mereka benar-benar memetabolisme alkohol, metabolit sekunder, etil glukuronida, dan etil sulfat keluar di urin".
Namun demikian, katanya, mereka masih perlu mengonfirmasi berapa banyak buah yang monyet makan, dan apa efeknya secara perilaku dan fisiologis. Dudley mengatakan bahwa dia ragu monyet merasakan efek memabukkan dari alkohol seperti yang dirasakan manusia.
"Mereka mungkin tidak mabuk, karena mereka makan sebelum mencapai tingkat memabukkan," katanya. "Tapi itu memberikan beberapa manfaat fisiologis. Mungkin, juga, ada manfaat anti-mikroba dalam makanan yang mereka konsumsi, atau aktivitas ragi dan mikroba mungkin mencerna buah. Anda tidak bisa mengesampingkannya."
Sementara itu, Campbell mengatakan, monyet-monyet itu kemungkinan memakan buah dengan etanol untuk mendapatkan kalorinya. "Kebutuhan akan asupan kalori tinggi pada monyet mungkin juga memengaruhi keputusan nenek moyang manusia saat memilih buah mana yang akan dimakan," kata Campbell.