Teleskop James Webb Jika Hendak Mendeteksi Alien: Deteksi Metana!

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 5 April 2022 | 07:00 WIB
Jika Teleskop Luar Angkasa James Webb hendak mendeteksi adanya kehidupan asing di luar angkasa, para peneliti menyarankan carilah planet berbatu yang kaya dengan metana. (Northrup Grumman/ESA/Hubble)

Nationalgeographic.co.id—Desember 2021, Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) milik NASA diluncurkan dengan harapan membuka pengetahuan tentang luar angkasa lebih mutakhir. Kecanggihan teknologinya bahkan telah menghasilkan beberapa laporan yang luar biasa bagi para astronom, mengenai pemandangan yang tidak pernah diungkap sebelumnya oleh teleskop lain.

Sebuah penelitian terbaru di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, terbit 28 Maret, mengungkap hal yang harus diungkap oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb. Jika ingin mendapati kehidupan alien di luar sana, teleksop mutakhir itu harus bisa mendapati jejak metana yang merupakan molekul dengan empat hidrogen dan satu karbon.

Para penulis makalah itu berpendapat, metana adalah zat yang penting sebagai sedikit tanda kehidupan potensial di luar sana.

"Oksigen sering dibicarakan sebagai salah satu penanda kehidupan (bio-signature) terbaik, tetapi mungkin akan sulit terdeteksi dengan JWST," kata Maggie Thompson, mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di University of California (UC) Santa Cruz, penulis utama studi.

  

Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Sintesis Metana Tak Terduga dari Berlian dan Grafit

Baca Juga: Astronom Mengukur Jumlah Karbon dan Oksigen di Atmosfer Jupiter Panas

Baca Juga: 'Bintang Pagi' Temuan Hubble ini Jadi Target Utama Teleskop James Webb

    

Selain itu, sebuah studi pada April 2021 di jurnal AGU Advances berpendapat bahwa meski ada oksigen di suatu planet, bukan berarti disebabkan adanya aktivitas kehidupan di sana. Logika oksigen dapat dihasilkan dari makhluk seperti tanaman merupakan pandangan bias yang hanya berdasarkan pembuktian di Bumi. Padahal, luar angkasa dipenuhi banyak misteri yang bisa berbeda dari apa yang terjadi di Bumi.

Makalah Thompson memang banyak menjabarkan tentang metana sebagai kemungkinan tanda kehidupan di luar angkasa. Tetapi, belum ada penelitian terkini yang bisa didedikasikan untuk mengamati kondisi planet yang diperlukan supaya metana menjadi pembuktian adanya kehidupan yang baik.

"Kami ingin memberikan kerangka kerja untuk menafsirkan pengamatan, jadi jika kami melihat planet berbatu dengan metana, kami tahu pengamatan lain apa yang diperlukan untuk itu menjadi biosignature persuasif," lanjutnya di rilis UC Santa Cruz.

James Webb Space Telescope (JWST), sebelumnya dikenal dengan Next Generation Space Telescope (NGST), merupakan observatorium angkasa yang dioptimalkan untuk pengamatan dalam spektrum inframerah dan merupakan pengganti dari Teleskop Hubble dan Teleskop Spitzer. (NASA)

Para peneliti menilai metana bisa menjadi biosignature lantaran ketidakstabilannya di atmosfer. Metana di atmosfer akan hancur karena reaksi fotokimia, yang membuatnya harus terisi ulang untuk mempertahankan kadarnya yang tinggi. 

“Jika Anda mendeteksi banyak metana di planet berbatu, Anda biasanya memerlukan sumber besar untuk menjelaskannya,” kata rekan penulis Joshua Krissansen-Totton dari Department of Astronomy and Astrophysics, UC Santa Cruz

“Kami tahu aktivitas biologis menciptakan metana dalam jumlah besar di Bumi, dan mungkin juga terjadi di Bumi awal karena membuat metana adalah hal yang cukup mudah untuk dilakukan secara metabolik."

Baca Juga: Inilah Gambar Pertama yang Disajikan Teleskop Luar Angkasa James Webb

Baca Juga: Proyek Galileo: Pencarian Teknologi Alien di Tata Surya Kita

Baca Juga: Astronom Menemukan Bukti Bulan Super 'Alien' Kedua di Luar Tata Surya

Walau aktivitas biologis, termasuk tubuh kita bisa menghasilkan metana, hal itu akan sulit untuk menjadi sumber dengan jumlah sebanyak itu. Hal yang mungkin bisa adalah dari pengeluaran gas dari gunung berapi, yang biasanya menambah metana dan karbon monoksida ke atmosfer. Sementara aktivitas biologis akan mengonsumsi karbon monoksidanya.

Singkatnya, jika teleskop James Webb mendapati planet berbatu yang kaya dengan metana, harus diketahui kadar karbon dioksida atau karbon monoksidanya. Para peneliti menekankan, walau teleskop menemukan planet dengan ciri demikian, perlulah mempertimbangkan konteks planet secara penuh untuk mengevaluasi potensi biosignatures.

"Satu molekul tidak akan memberi Anda jawaban—Anda harus memperhitungkan konteks penuh planet ini," kata Thompson.

"Metana adalah salah satu bagian dari teka-teki, tetapi untuk menentukan apakah ada kehidupan di sebuah planet, Anda harus mempertimbangkan geokimianya, bagaimana interaksinya dengan bintangnya, dan banyak proses yang dapat memengaruhi atmosfer planet pada skala waktu geologis."

Krissansen-Totton menambahkan, "ada dua hal yang bisa salah — Anda bisa salah menafsirkan sesuatu sebagai tanda tangan biologis dan mendapatkan hasil positif yang salah, atau Anda bisa mengabaikan sesuatu yang merupakan tanda tangan asli."

"Dengan makalah ini, kami ingin mengembangkan kerangka kerja untuk membantu menghindari kedua potensi kesalahan dengan metana tersebut.”