Mengapa Patung-Patung Pria Yunani Kuno Memiliki Penis yang Kecil?

By Utomo Priyambodo, Selasa, 5 April 2022 | 09:00 WIB
Patung-patung Yunani kuno. (Richard Mortel/Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Jika ada patung manusia telanjang, salah satu bagian yang pasti kita lirik adalah alat kelaminnya yang menonjol, apalagi jika patung manusia itu berjenis pria. Banyak pematung klasik yang memang menempatkan banyak pekerjaan membuat penis ke karya seni mereka, dan ternyata ada ideologi yang berkembang dengan baik di ukuran penis pada patung-patung mereka.

Di Yunani kuno, kebanyakan patung pria memiliki penis yang kecil. Cukup kecil dibanding ukuran tubuh patung secara keseluruhan.

Ternyata, ada makna di balik penis yang agak kecil itu. Bagi orang-orang Yunani kuno, tampaknya, penis kecil adalah tampilan yang dicari untuk para pria alfa.

"Orang-orang Yunani mengaitkan penis kecil dan tidak ereksi dengan moderasi, yang merupakan salah satu nilai utama yang membentuk pandangan mereka tentang maskulinitas ideal," jelas profesor klasik Andrew Lear, yang telah mengajar di Harvard, Columbia, dan NYU dan menjalankan tur yang berfokus pada sejarah gay, seperti dilansir Quartz.

"Ada kontras antara penis pria ideal yang kecil dan tidak ereksi (pahlawan, dewa, atlet telanjang, dan lain-lain) dan penis Satyr yang terlalu besar dan ereksi (mitos pria setengah kambing yang pemabuk dan sangat bernafsu) dan berbagai pria non-ideal. Pria jompo dan tua, misalnya, sering kali memiliki penis yang besar."

Ide serupa tercermin dalam sastra Yunani kuno, kata Lear. Misalnya, di Aristophanes' Clouds, penis besar dicantumkan di samping "kulit pucat", "dada sempit", dan "kecabulan besar" sebagai salah satu karakteristik pemuda Athena yang tidak atletis dan tidak terhormat.

Patung-patung Yunani kuno di Pushkin Museum. (Shakko/Wikimedia Commons)

Hanya pria bodoh dan aneh yang diperintah oleh nafsu dan dorongan seksual yang memiliki penis besar di Yunani kuno. Blogger sejarah seni Ellen Oredsson mencatat di situsnya bahwa patung-patung zaman Yunani kuno menekankan keseimbangan dan idealisme.

"Pria Yunani yang ideal adalah rasional, intelektual, dan berwibawa," tulisnya. "Dia mungkin masih sering berhubungan seks, tapi ini tidak berhubungan dengan ukuran penisnya, dan penisnya yang kecil membuatnya tetap logis."

Ada beberapa teori mengapa ukuran penis "ideal" berkembang dari kecil di Yunani kuno menjadi besar saat ini. Lear mengajukan penjelasan bahwa mungkin munculnya pornografi berada di belakang penekanan pandangan modern untuk memiliki penis besar.

  

Baca Juga: Mengapa Patung Pria Yunani Kuno Selalu Telanjang? Ini Alasannya!

Baca Juga: Penemuan Patung Kayu Langka Berciri Khas Romawi Kuno di Inggris

Baca Juga: Temuan Patung Heracles Tanpa Kepala di Kota Kuno Aizanoi, Turki

  

Namun Lear menambahkan bahwa di kedua masyarakat, gagasan tentang ukuran penis sama sekali "tidak terkait dengan kenyataan atau estetika." Berlawanan dengan mitos populer, tidak ada bukti jelas bahwa penis besar berkorelasi dengan kepuasan seksual. Juga tidak ada bukti bahwa penis kecil adalah tanda moderasi dan rasionalitas.

"Para laki-laki Yunani melihat satu sama lain telanjang sepanjang waktu di gimnasium, jadi mereka pasti sadar, pada tingkat tertentu, bahwa tidak setiap pria moderat yang mengagumkan memiliki penis kecil, dan tidak setiap pria yang tidak moderat, pengecut, mabuk memiliki penis yang besar," tambah Lear.

Masyarakat telah berubah dalam ribuan tahun sejak Yunani kuno. Namun, ketika menyangkut keidealan ukuran penis, kita hanya menukar satu teori dengan teori yang lain tanpa dasar sama sekali.