Musim Kemarau Tiba! Gunakan Kipas Angin, Kurangi AC untuk Cinta Bumi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 8 April 2022 | 18:31 WIB
Ilustrasi kipas angin. Kipas angin bisa menjadi sumber pendingin yang lebih baik daripada AC saat lingkungan sedang panas-panasnya. (PxHere)

Nationalgeographic.co.id—Musim kemarau akan tiba di setiap pertengahan tahun. Cuaca panas yang rasanya membuat Anda bermandikan keringat dan dehidrasi, harus ada solusi untuk mendinginkan suhu sekitar Anda.

Walau AC atau pendingin ruangan bisa digunakan dengan suhu tertentu yang kita mau, para peneliti di jurnal The Lancet Planetary Health menyarankan untuk menggunakan kipas angin listrik. Alasannya, kipas angin ternyata dinilai lebih efektif dan berkelanjutan untuk sirkulasi udara di dalam ruangan tanpa mengorbankan kenyamanan.

Selain itu, penggunaan listrik dari kipas angin lebih hemat dalam energi demi masa depan keberlanjutan yang ramah lingkungan.

"'IPCC Sixth Assessment Report on Mitigation of Climate Change' terbaru menekankan perlunya adopsi gaya hidup rendah emisi, termasuk pilihan pendingin untuk kenyamanan termal," kata Arunima Malik, penulis utama studi dari Integrated Sustainability Analysis, School of Physics, The University of Sydney, di dalam rilis.

“Studi kami menegaskan bahwa solusi berbiaya rendah seperti kipas angin memiliki potensi untuk berkontribusi dalam pengurangan emisi untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris.”

Makalah itu berjudul The potential for indoor fans to change air conditioning use while maintaining human thermal comfort during hot weather: an analysis of energy demand and associated greenhouse gas emissions, terbit untuk jurnal edisi April 2022. Penelitainnya dipimpin oleh para peneliti dari University of Sydney, Australia.

Malik dan tim menulis, kipas dalam ruangan dapat membuat ambang batas suhu dalam ruangan yang tadinya tidak nyaman, bisa meningkat tiga sampai empat derajat celsius daripada penggunaan AC.

Baca Juga: Sebuah Studi: Bisakah Virus Corona Menyebar Melalui AC Restoran?

Baca Juga: Benarkah Tidur Menggunakan Kipas Angin Berakibat Buruk Bagi Kesehatan?

Baca Juga: Gelombang Panas 1911 yang Mematikan dan Membuat Gila Banyak Orang

  

Para peneliti juga melakukan analisis dampak dan manfaat total dalam penggunaannya lewat pemodelan. Pemodelan itu menemukan, kipas dapat menurunkan konsumsi listrik dan biaya tahunan yang berhubungan dengan pendinginan dalam ruangan, sebesar 70 persen daripada AC.

Namun, mereka memang tidak bisa membantah pada kenyataannya, kipas menghasilkan suhu yang sedikit lebih hangat daripada AC. Tetapi dengan kipas angin, tingkat kenyamanan dalam persepsi yang sama dengan suhu yang sama pula, tetap bertahan dibandingkan AC biasa.

Penyebabnya, kipas angin listrik bekerja dengan cara mendinginkan tubuh manusia yang menghasilkan kecepatan udara yang lebih tinggi untuk permukaan kulit. Hal ini membuat tubuh kita bisa kehilangan panas yang lebih tinggi, sementara AC hanya menurunkan suhu dengan pergerakan udara yang lebih sedikit.

"Melalui satu-satunya tujuan kedua benda untuk menurunkan suhu udara, AC memberikan siklus konsumsi listrik yang tinggi--sering disampaikan oleh pembangkit listrik bahan bakar fosil yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan emisi lebih lanjut," kata Ollie Jay, salah satu penulis senior dari  Heat and Health Research Incubator, Faculty of Medicine and Health, di University of Sydney.

Pemodelan yang dilakukan Malik dan tim juga membandingkan penggunaan energi dan emisi gas rumah kaca dalam lima model skenario. Isinya, kombinasi antara penggunaan kipas dan pendingin udara yang berbeda, termasuk situasi ketika kipas beroperasi pada pengaturan kecepatan yang berbeda.

Mereka mencatat data dampak kipas angin pada tingkat kenyamanan manusia sebelum merasakan ketidaknyamanan. Di samping itu jumlah jam di atas batas kenyamanan termal juga dihitung untuk menentukan penggunaan AC, dan penggunaan energi serta, dan emisi gas rumah kaca.

Dalam proses itu, mereka memerlukan data suhu per jam selama setahun penuh dari seluruh dunia yang dioperasikan dalam komputer super. Hasilnya, kipas dengan kecepatan udara 1,2 meter per sekon lalu sesekali mengunakan AC, lebih mengurangi 76 persen dalam penggunaan energi dibandingkan dengan AC saja (dari 5592 gigawatt per jam menjadi 1344 gigawatt per jam).

"Kami tahu bahwa membatasi emisi gas rumah kaca adalah satu-satunya cara kita untuk membatasi pemanasan global di masa depan," lanjut Jay.

"Dengan meningkatkan pergerakan udara dalam ruangan dengan kipas, Anda dapat merasakan hal yang sama pada suhu yang lebih tinggi seperti yang akan Anda lakukan pada suhu yang lebih rendah menggunakan unit AC. Ini adalah hal yang sangat mudah yang dapat dilakukan kebanyakan orang sekarang untuk membantu mengurangi emisi luar biasa yang terkait dengan pendinginan rumah dan ruang dalam ruangan di Australia."