Nationalgeographic.co.id - Jumat (24/1/2020) siang itu, setidaknya ada 83 orang duduk untuk makan siang di restoran yang tidak memiliki jendela pada sebuah gedung bertingkat di Guangzhou, Tiongkok.
Semua tampak biasa saja, tapi nyatanya siang itu menjadi hari petaka penyebaran Virus Corona di kota itu. Karena di antara pelanggan restoran tersebut, terdapat satu keluarga yang terdiri dari empat orang baru kembali dari Wuhan, kota di mana wabah virus corona diduga berasal.
Semua berawal saat hari mulai sore, salah satu anggota keluarga yang datang dari Wuhan mengalami sakit dengan demam dan batuk yang mendadak yang mengharuskannya ke rumah sakit.
Kemudian pada 5 Februari terdapat sembilan orang lainnya yang makan di restoran di sore itu, terdiri dari empat anggota keluarga yang sebelumnya datang dari Wuhan dan dua keluarga lainnya yang duduk di meja lain di dekatnya, yang kemudian ikut tertular Covid-19.
Baca Juga: Tujuh Kuliner Khas Korea yang Bisa Dijadikan Menu Berbuka Puasa
Para peneliti dari Guangzhou Center for Disease Control and Prevention, membuat rilisan dini laporan terkait kasus tersebut dalam jurnal Emerging Infectious Diseases yang melakukan penelitian mengenai penyebaran virus corona melalui AC.
Mereka menduga, wabah yang terisolasi pada restoran tidak berventilasi ini dapat tersalurkan ke aliran udara dari AC tersebut.
Para peneliti tersebut melacak pelanggan pada hari tersebut selama jam makan siang dan mencatat jalur putaran udara AC dan tempat mereka duduk.
Hasilnya adalah seperti cerita yang telah dipaparkan di atas, bahwa mereka yang terinfeksi duduk di jalur udara AC, sama dengan pasien pertama yang datang dari Wuhan (ditandai dengan A1).
Sedangkan pengunjung restoran yang berada di luar aliran udara AC tersebut tidak terinfeksi.
“Kami menyimpulkan bahwa dalam wabah ini, transmisi tetesan didorong oleh ventilasi ber-AC. Faktor kunci untuk infeksi adalah arah aliran udara,” tulis para peneliti.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR